Selasa, 16 Desember 2014


A.PENGERTIAN

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
Ciri puisi lama:
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Contoh Puisi LAMA:
Saat di meja makan pertama:
muncul seribu bayangan duka
banyak yang berlalu, pagi itu
orang masih mabuk dengan impiannya
Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga
Bukan itu yang disebut perubahan!
“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”
Saat di meja makan kedua :
kesepian menekan tiba-tiba
ada jerit dari lorong tak bertepi
maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa
bukan pengembaraan, bukan petualangan
:meneruskan yang sudah ada
padahal hidup berjalan ke depan
B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. (ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib).
CIRI - CIRI MANTRA:
a. Mengandung rima dan irama.
b. Mengandung kekuatan gaib.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Umumnya terdiri dari 4 kata perbaris
7. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
5.KARMINA
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
CIRI - CIRI KARMINA :
1. Terdiri dari 2 baris 1 bait
2. Bersajak a - a
3. Baris 1 sampiran, baris 2 isi
4. Umumnya berisi sindiran
Contoh:
*)Sudah gaharu cendana pula (a)
  Sudah tahu bertanya pula (a)

**) Dahulu parang sekarang besi (a)
     Dahulu sayang sekarang benci (a
Agung dtjah (,m0nsterRoar™’) KEEP FIGHTING LIKE a “MONSTER” About Dampak Penggunaan Internet Penggunaan Microsoft Excel Bab 5 ANALISIS UNSUR FISIK DAN BATIN PUISI “KITA ADALAH PEMILIK SAH REPUBLIK INI “ Bab 1 Bab 2 MACAM-MACAM PUISI LAMA dan CIRI-CIRINYA Bab 3 Bab 4 Artikel Virus Komputer Menulis Karya Ilmiah Home Subscribe RSS MACAM-MACAM PUISI LAMA dan CIRI-CIRINYA B. MACAM-MACAM PUISI LAMA 1.MANTRA Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Contoh: Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu 2.GURINDAM Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India) CIRI-CIRI GURINDAM: a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst. b. Berasal dari Tamil (India) c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat. Contoh : Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b ) Bagai rumah tiada bertiang ( b ) Jika suami tiada berhati lurus ( c ) Istri pun kelak menjadi kurus ( c ) 3. SYAIR Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab. CIRI – CIRI SYAIR : a. Setiap bait terdiri dari 4 baris b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata c. Bersajak a – a – a – a d. Isi semua tidak ada sampiran e. Berasal dari Arab Contoh : Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) Negeri bernama Pasir Luhur (a) Tanahnya luas lagi subur (a) Rakyat teratur hidupnya makmur (a) Rukun raharja tiada terukur (a) Raja bernama Darmalaksana (a) Tampan rupawan elok parasnya (a) Adil dan jujur penuh wibawa (a) Gagah perkasa tiada tandingnya (a) 4.PANTUN Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. CIRI – CIRI PANTUN : 1. Setiap bait terdiri 4 baris 2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran 3. Baris 3 dan 4 merupakan isi 4. Bersajak a – b – a – b 5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata 6. Berasal dari Melayu (Indonesia) Contoh : Ada pepaya ada mentimun (a) Ada mangga ada salak (b) Daripada duduk melamun (a) Mari kita membaca sajak (b) Sedangkan pantun juga terbagi atas : a) . DILIHAT DARI BENTUKNYA 1. PANTUN BIASA Pantun biasa sering juga disebut pantun saja. Contoh : Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati 2. SELOKA (PANTUN BERKAIT) Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. CIRI-CIRI SELOKA: a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua. b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga c. Dan seterusnya Contoh : Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan Kayu jati bertimbal jalan, Turun angin patahlah dahan Ibu mati bapak berjalan, Ke mana untung diserahkan 3. TALIBUN Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi. Jadi : Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d Contoh : Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu 4. PANTUN KILAT ( KARMINA ) CIRI-CIRINYA : a. Setiap bait terdiri dari 2 baris b. Baris pertama merupakan sampiran c. Baris kedua merupakan isi d. Bersajak a – a e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata Contoh : Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a) 5. PANTUN ANAK-ANAK Contoh : Elok rupanya si kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang 6. PANTUN ORANG MUDA Contoh : Tanam melati di rama-rama Ubur-ubur sampingan dua Sehidup semati kita bersama Satu kubur kelak berdua 7. PANTUN ORANG TUA Contoh : Asam kandis asam gelugur Kedua asam riang-riang Menangis mayat di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang 8. PANTUN JENAKA Contoh : Elok rupanya pohon belimbing Tumbuh dekat pohon mangga Elok rupanya berbini sumbing Biar marah tertawa juga 9. PANTUN TEKA-TEKI Contoh : Kalau puan, puan cemara Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki b) DILIHAT DARI ISINYA Jenis-jenis Puisi Baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas : Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ketuhanan. Contoh: Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati. (Saini S.K) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum. Contoh: Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantun keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan. Contoh: Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal) Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang. Contoh: Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil Anwar) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc) Contoh: Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. (WS Rendra

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win

A.PENGERTIAN

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
Ciri puisi lama:
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Contoh Puisi LAMA:
Saat di meja makan pertama:
muncul seribu bayangan duka
banyak yang berlalu, pagi itu
orang masih mabuk dengan impiannya
Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga
Bukan itu yang disebut perubahan!
“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”
Saat di meja makan kedua :
kesepian menekan tiba-tiba
ada jerit dari lorong tak bertepi
maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa
bukan pengembaraan, bukan petualangan
:meneruskan yang sudah ada
padahal hidup berjalan ke depan
B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. (ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib).
CIRI - CIRI MANTRA:
a. Mengandung rima dan irama.
b. Mengandung kekuatan gaib.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Umumnya terdiri dari 4 kata perbaris
7. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
5.KARMINA
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
CIRI - CIRI KARMINA :
1. Terdiri dari 2 baris 1 bait
2. Bersajak a - a
3. Baris 1 sampiran, baris 2 isi
4. Umumnya berisi sindiran
Contoh:
*)Sudah gaharu cendana pula (a)
  Sudah tahu bertanya pula (a)

**) Dahulu parang sekarang besi (a)
     Dahulu sayang sekarang benci (a

BAB I
PENDAHULUAN
A. Perkembangan Sastra
Sudah sejak abad ke-19 ada hasil-hasil sastra berbahasa Melayu yang tidak ditulis oleh orang-orang yang berasal dari Kepulauan Riau atau Sumatra. Juga bahasa yang dipergunakannya akan sulit disebut sebagai bahasa Melayu yang murni atau bersih. Bahasa Melayu yang dipergunakan oleh para pengarang itu bukanlah bahasa Melayu Tinggi, melainkan bahasa Melayu rendah atau bahasa Melayu pasar.

Sementara itu hasil-hasil sastra Melayu yang ditulis dalam bahasa Melayu Tinggi juga bukan main banyaknya.Kesusastraan Melayu termasuk kesusastraan yang kaya di Kepulauan Nusantara. Banyak hikayat-hikayat, syair-syair, pantun-pantun, dan karya-karya sastra lain yang indah-indah dan usianya sudah berabad-abad. Hikayat si Miskin, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Amir Hamzah, Syair Bidasari, Syair Ken Tambuhan, dan Sejarah Melayu ialah beberapa di antara karya-karya sastra klasik Melayu.
Pengarang-pengarangnya pun tidak sedikit, terutama berasal dari lingkungan ulama dan kesultanan di Kepulauan Riau. Di antara yang paling termashur ialah Raja Ali Haji, Nurudin Ar-Raniri, Tun Sri Lanang, Hamzah Fansuri, Abdulah bin Abdulkadir Munsyi. Abdulah terkenal karena usaha-usahanya memperbaharui sastra Melayu. Yang dikisahkannya bukanklagi fantasi tentang raja-raja dan putrera-puteri yag cantik, melainkan kehidupan sehari-hari. Ia hidup pada paroh pertama abad ke-19 dan menghasilkan karya-karya yang sekarang telah menajdi klasik; antara lain Syair Singapura Terbakar (1830), Kisah Pelayaran Abdulah dari Singapura ke Kelantang (1838), Hikayat ABdulah bin abdullkadir Munsyi (1894), dan kIsah Pelayaran abdulah ke Negri Jiddah (1849).
Perbedaan bangsa yang menjajah menimbulkan perbedaan-perbedaan pula dalam pertumbuhan kebudyaan, cita-cita politik dan pola pikir suku-suku bangsa yang ada di wilayah Nusantara. Meskipun demikian, penduduk wilayah-wilayah yang terangkum dalam jajahan suatu bangsa penjajah merasakan nasib dan penderitaan yang sama, sehingga perhubungan antara penduduk daerah yang semula disebut “Nederlandsch Indie” (Hindia Belanda) semakin erat.
Perasaan tak puas karena menjadi hamba di tanah air sendiri, menyebabkan timbulnya perlawanan berupa pemberontakan bersenjata di berbagai daerah. Memang mula-mula perlawanan-perlawanan itu bersifat sporadis, terpecah-pecah dan merupakan perlawanan suatu suku bangsa melawan orang asing. Namun saat itu yang dianggap orang “asing” itu bukan hanya kulit putih, meliankan juga semua suku bangsa lain yang berasall dari Nusanrtara juga. Hal itu memudahkan Belanda untuk mengadu domba dan politik devide et impera efektif sekali untuk mellumpuhkan perlawanan orang bumi putra terhadap penjajahan Belanda.
Tapi, pada awal abad ke-20 mulailah para pemimpin dan pejuang kemerdekaan kita sadar akan kelemahan dirinya dan akan kekuatan lawannya. Maka berasal dari perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama hidup di bawah cengkraman penjajah yang satu, tumbuhlah kesadaran nasional. Api nsionalisme itu menghilangkan perbedaan-perbedaan yang disebabkan oleh karena perbedaan sejarah, lingkungan kebudyaan, bahasa, adat-istiadat, temperamen dan watak. Dalam menghadapi musuh bersama yang satu, yang diperhitungkan bukan perbedaan di antara suku-suku bangsa itu, melainkan persamaan-persamaannya. Kesadaran itulah yang kemudian pada tahun 1928 dirumuskan dalam sebuah sumpah bersama yang sekarang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia
Beberapa penelaah sastra Indonesia telah mencoba membuat babakan waktu (periodisasi) sejarah sastra Indonesia. Meskipun di antara para ahli dan sarjana itu ada persamaan-persamaan yang dalam membagi-bagi babakan waktu sejarah sastra Indnesia, kalau diteliti lebih lanjut akan tampak bahwa masing-masing periodisasi itu menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok baik istilah maupun konsepsinya.
Dalam pembabakan ini digunaan istilah “periodisasi” dan bukan “angkatan” karena angkatan dalam sastra Indonesia telah menimbulkan berbagai kekacauan. Pembedaan antara periode yang satu dengan periode yang lain berdasarkan norma-norma umum dalam sastra sebagai pengaruh situasi masing-masing zaman. Sedangkan pembedaan antara angkatan yang satu dengan yang lain sering ditekankan pada adanya perbedaan konsepsi masing-masing angkatan.
Dalam satu periode mungkin saja kita menemukan aktivitas lebih dari satu golongan pengarang yang mempunyai konsepsi yang berbeda-beda; sedangkan munculnya periode baru tidak pula usah berarti munculnya angkatan baru dengan konsepsi yang baru. Perbedaan norma umum dalam sastra sebagai pengaruh situasi suatu zaman mungkin menimbukan suasana baru dalam kehidupan sastra tanpa melahirkan suatu konsepsi sastra baru yang dirumuskan oleh seseorang atau sekelompok sastrawan.
Menurut Ajip Rosidi
Secara garis besar Ajip Rosidi (1969: 13) membagi sejarah sastra Indonesia sebagai berikut.
I. Masa Kelahiran atau Masa Kebangkitan yang mencakup kurun waktu 1900-1945 yang dapat dibagi lagi menjadi beberapa period, yaitu
1. Period awal hingga 1933
2. Period 1933-1942
3. Period 1942-1945
II. Masa Perkembangan (1945-1968) yang dapat dibagi-bagi menjadi beberapa period, yaitu
1. Period 1945-1953
2. Period 1953-1961
3. Period 1961-1968(sekarang)
Menurut Ajip, warna yang menonjol pada periode awal (1900-1933) adalah persoalan adat yang sedang menghadapi akulturasi sehingga menimbulkan berbagai problem bagi kelangsungan eksistensi masing-masing, sedangkan periode 1933-1942 diwarnai pencarian tempat di tengah pertarungan kebudayaan Timur dan Barat dengan pandangan romantis-idealis.
Perubahan terjadi pada periode 1942-1945 atau masa pendudukan Jepang yang melahirkan warna pelarian, kegelisahan, dan peralihan, sedangkan warna perjuangan dan pernyataan diri di tengah kebudayaan dunia tampak pada periode 1945-1953 dan selanjutnya warna pencarian identitas diri dan sekaligus penilaian kembali terhadap warisan leluhur tampak menonjol pada periode 1953-1961. Pada periode 1961-1968 tampak menonjol warna perlawanan dan perjuangan mempertahankan martabat, sedangkan sesudahnya tampak warna percobaan dan penggalian berbagai kemungkinan pengucapan sastra.
Pantaslah dicatat pernyataan Ajip Rosidi dalam artikel “Masalah Angkatan dan Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia” yang dimuat lagi dalam Masalah Angkatan dan Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia (1973) bahwa pembabakan waktu sejarah sastra Indonesia itu relatif sangat pendek jangka waktunya antara satu periode dengan periode berikutnya karena sejarah sastra Indonesia sendiri masih pendek, yaitu baru kurang lebih setengah abad saja.
Menurut Rachmat Djoko Pradopo
Menurut Rachmat Djoko Pradopo mengenai periodisasi sejarah sastra Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Periode Balai Pustaka: 1920-1940
2. Periode Pujangga Baru: 1930-1945
3. Periode Angkatan 45: 1940-1955
4. Periode Angkatan 50: 1950-1970, dan
5. Periode Angkatan 70: 1965-sekarang (1984).
Dijelaskan oleh Rachmat Djoko Pradopo (1995:18) bahwa adanya tahun-tahun yang bulat itu untuk mempermudah pengingatan dan pemahaman dalam studi sastra. Pada periode Balai Pustaka (1920)-1940) jenis sastra yang utama adalah roman dengan permasalahan adat kawin paksa dan permaduan, pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, berlatar daerah, pedesaan, atau kehidupan daerah, dan belum mempersoalkan cita-cita kebangsaan. Pada periode Pujangga Baru (1930-1945) sastra puisi sangat dominan dan mulai banyak ditulis cerita pendek (cerpen) dan drama yang pada umumnya beraliran romantik karena pengaruh Gerakan 80 di Belanda.
Pada periode Angkatan 45 (1940-1955) berkembang puisi, cerpen, novel, dan drama dengan warna perang; hal itu berbeda dengan ciri periode Angkatan 50 (1950-1970) yang memperlihatkan kesadaran baru di kalangan sastrawan untuk memikirkan masalah-masalah kemasyarakatan dalam suasana kemerdekaan dan para sastrawan pun mulai membuat orientasi baru dengan menggarap bahan-bahan dari sastra dan kebudayaan Indonesia sendiri.
Warna politik bergeser pada periode Angkatan 70 (1965-1984) dengan lebih banyak berkembang apa yang disebut sastra pop secara literer tidakmenunjukkan adanya perkembangan sastra.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa penelaah sastra Indonesia telah mencoba membuat babakan waktu (periodisasi) sejarah sastra Indonesia. Meskipun di antara para ahli dan sarjana itu ada persamaan-persamaan yang dalam membagi-bagi babakan waktu sejarah sastra Indnesia, kalau diteliti lebih lanjut akan tampak bahwa masing-masing periodisasi itu menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok baik istilah maupun konsepsinya.
Dalam satu periode mungkin saja kita menemukan aktivitas lebih dari satu golongan pengarang yang mempunyai konsepsi yang berbeda-beda; sedangkan munculnya periode baru tidak pula usah berarti munculnya angkatan baru dengan konsepsi yang baru. Perbedaan norma umum dalam sastra sebagai pengaruh situasi suatu zaman mungkin menimbukan suasana baru dalam kehidupan sastra tanpa melahirkan suatu konsepsi sastra baru yang dirumuskan oleh seseorang atau sekelompok sastrawan.

Jumat, 05 Desember 2014

yazidyulia89blogger


sejarah sastra

Sejarah sastra


a. pengertian sejarah sastra

Sejarah sastra adalah cabang Ilmu sastra yang memfokuskan pada studi perkembangan karya sastra sejak awal pertumbuhannya hingga perkembangannya sampai sekarang.
Perkembangan sastra pada masing-masing tahap ditandai oleh dua kriteria. Yakni kriteria yang berkaitan dengan aspek intrinsik dan kriteria yang berkaitan dengan aspek ekstrinsik.
b. lingkup sejarah sastra
Studi sejarah sastra memiliki cakupan yang luas, antara lain meliputi persoalan-persoalan berikut:
1) pereodisasi sastra atau pembabakan wakty dalam perkembangan sastra
2) perkembangan atau tombul tenggelamnya suatu genre (jenis) sastra, seperti sejarah perkembangan prosa (roman, novel, cerpen), puisi, dan drama;
3) lahirnya suatu gerakan (angkatan) dalam sastra;
4) perkembangan aliran-aliran yang ada pada suatu periode atau suatu angkatan;
5) pengaruh sastra lama dan sastra asing terhadap sastra modern, dan
6) pertumbuhan dan perkembangan gaya bahasa.
c. hubungan sejarah sastra dan studi sastra yang lain
1) hubungan sejarah sastra dan teori sastra
Hubungan ini tidak hanya bersifat searah tetapi dua arah atau hubungan timbal-balik. Penyusunan sejarah sastra tidak dapat dilaksanakan tanpa disadari oleh teori sastra. Pembicaraan suatu angkatan, misalnya,tidak akan terlepas dari pembicaraan gaya bahasa, aliran, genre sastra, latar belakang cerita, tema, dan sebagainya.
Penyusunan teori sastra pun memerlukan bahan-bahan dari hasil studi sejarah-sejarah sastra.
2)sejarah sastra dan kritik sastra
Studi sejarah sastra tidak dapat dilepaskan dari kritik sastra. Demikian pula, studi kritik sastra juga memerlukan hasil dari studi sejarah sastra. Sebagai suatu contoh, pada setiap periode jumlah karya sastra yang dihasilkan pengarang untuk masing-masing genre sangat banyak. Untuk melihat karakteristik yang kuat atau bobot kesastraan yang menonjol pada masing-masing karya sastra untuk setiap periode, dibutuhkan hasil kerja studi kritik.
2. Problematika Pembabakan Sastra Indonesia
a. Permulaan Sastra Indonesia
Para ahli sejarah sastra ada yang mematok permulaan sastra Indonesia itu sejak bangkitnya nasionalisme yaitu pada tanggal 20 Mei 1908, ada pula yang berpendapat bahwa kesusasteraan Indonesia itu berawal pada saat dikumandangkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan ada yang berpendapat bahwa kesusasteraan Indonesia berawal dari adanya pengakuan secara formal mengenai negara, bangsa, dan bahasa Indonesia, yakni tahun 1945.
1) Pendapat Nugroho Notosusanto
Nugroho Notosusanto berpendapat bahwa jika membicarakan sastra Indonesia bukan berarti membicarakan bahasa Indonesia, melainkan sastra nasional Indonesia. Telah ditetapkan tanggal 20 Mei 1908 sebagai hari Kebangkitan Nasional karena semua kegiatan bangsa Indonesia sejak itu didasari oleh semangat nasionalisme. Sastra Indonesia sebagai sastra nasional Indonesia telah berkembang sejak permulaan abad ke-20.
2) Pendapat Umar Junus
Menurut Umar Junus Sasra Indonesia baru mylai berkembang pada sekitar 28 Oktober 1928, yakni saat diikrarkannya Tri Sumpah Pemuda. Umar Junus beranggapan bahwa sastra terikat erat pada bahasa.
3) Pendapat Slamet Mulyana
Slamet Mulyana mengatakan bahwa sastra Indonesia mulai ada sejak tahun 1945. pengertian sastra Indonesia tidak dapat dipisahkan dari Indonesia sebagai nama suatu negara, pada tahun itu, tepatnya 18 Agustus 1945, bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia.
b. Macam-macam Pembabakan Sastra Indonesia
1) Istilah dalam Pembabakan Sastra Indonesia
Ada tiga istilah yang digunakan untuk pembabakan sastra Indonesia yaitu periode, angkatan, dan generasi. Kedua istilah itu sebenarnya memiliki perbedaan, tetapi dalam prakteknya sering dicampuradukkan. Istilah period atau periode mengacu pada kesatuan waktu dalam perkembangan sastra yang dikuasai oleh suatu sistem norma tertentu. Angkatan adalah sekelompok pengarang yang memiliki kesamaan konsepsi atau kesamaan ide yang hendak dilaksanakan dan diperjuangkan.
2) Macam-macam Periodisasi Sastra Indonesia
Dalam sejarah sastra Indonesia para ahli kegiatan sastra para ahli sastra mengemukakan pendapat yang beragam dalam masalah periodisasi sastra. Pangkal perbedaan itu terutama disebabkan sekurang-kurangnya empat hal:
(1) tidak adanya kesatuan istilah yang dipergunakan. Ada yang menggunakan istilah angkatan, periode, dan ada pula yang memakai istilah generasi.
(2) tidak adanya kesamaan pengertian terhadap istilah-istilah tersebut. Mengenai istilah angkatan.
(3) tidak adanya kesamaan nama yang digunakan untuk menyebut sesuatu angkatan atau suatu periode.
(4) tidak adanya konsistensi yang jelas dalam penentuan waktu untuk masing-masing periode atau angkatan.
Sehubungan dengan pembabakan sastra yang dilakukan para ahli, pembahasan pembabakan berikut difokuskan pada pembabakan sastra Indonesia yang meliputi
(1) sastra Indonesia Zaman Balai Pustaka
(2) sastra Indonesia zaman Pujangga Baru
(3) sastra Indonesia zaman Jepang
(4) sastra Indonesia Angkatan 45
(5) iri sastra Indonesia Angkatan 66
(6) sastra Indonesia Angkatan 70-an, dan
(7) sastra Indonesia Angkatan 80-an.
c. Problematika Sastra Indonesia pada Zaman Balai Pustaka
1) Balai Pustaka sebagai Badan Penerbit
2) Latar belakang sosial sastra Balai Pustaka pada umumnya berupa pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda.
3) Unsur nasionalisme pada sastra Balai Pustaka belum jelas benar, meskipun tidak berarti bahwa unsur ini tidak ada sama sekali.
4) Bila dibandingkan dengan cerita-cerita lama, peristiwa-peristiwa yang diberitakan oleh sastra Balai Pustaka sesuai dengan realitas kehidupan masyarakat.
5) Analisis psikologis tokoh-tokoh cerita belum dilukiskan secara mendalam.
6) Sastra Balai Pustaka merupakan sastra bertendens dan bersifat didaktis.
7) Bahasa sastra Balai Pustaka adalah bahasa Indonesia pada masa permulaan perkembangannya, yang pada masa itu disebut bahasa Melayu Umum.
8) Genre (jenis) sastra Balai Pustaka terutama berupa roman, sedangkan puisinya masih berupa pantun dan syair, roman barangkali dipandang sebagai bentuk yang efektif untuk menyuarakan unsur-unsur didaktis.
3) Tiga Pengarang Penting Balai Pustaka
Tiga pengarang penting angkatan balai pustaka adalah Nur Sutan Iskandar, Abdul muis, dan Marah Rusli. Abdul Muis termasuk pengarang penting karena romannya Salah Asuhan oleh para kritikus sastra dipandang sebagai roman yang paling menonjol dari segi pengolahan ceritanya. Marah Rusli dipandang sebagai pengarang penting, karena romannya siti Nurbaya merupakan hasil sastra Balai Pustaka yang paling banyak dibaca orang. Kedua roman tersebut lazim disebut sebagai roman puncak sastra Angkatan Balai Pustaka.
Pengarang-pengarang lain yang ikut berperan pada zaman Balai Pustaka ini adalah Aman Datuk Mojoindo, Muhammad Karim, Tulis Sutan Sati, dan Merari Siregar. Selain pengarang pria ada beberapa pengarang wanita Balai Pustaka mereka adalah Nurani, Sa’adah, dan Selasih.
d. Problematika Sastra Indonesia Zaman Pujangga Baru
1) Majalah Pujangga Baru
Ada dua pengertian berkenaan dengan nama Pujangga Baru. Pertama, Pujannga Baru sebagai nama sebuah majalah, dan kedua, Pujangga Baru sebagai nama sebuah angkatan Sastra Indonesia. Antara keduanya erat hubungannya.
Pujangga Baru sebagai nama sebuah majalah mengalami dua periode penerbitan yaitu penerbitan sebelum perang (julli 1933 sampai dengan Maret 1942) dan penerbitan sesudah perang (Maret 1948 sampai dengan Maret 1953).
Majalah Pujangga Baru sebelum perang bersifat homogen, artinya ia merupakan pembawa semangat dari satu cita-cita. Majalah Pujangga Baru sesudah perang bersifat heterogen, artinya ia kecualli sebagai pembawa semangat angkatan Pujangga Baru, juga membawa suara suatu angkatan sesudahnya.
2) Karakteristik Sastra Zaman Pujangga Baru
Beberapa karakter Angkatan Pujangga Baru dapat dikemukakan sebagai berikut.
(1) Tema pokok cerita pada umumnya tidak lagi berkisar pada masalah kawin paksa atau masalah adat yang ada di daerah-daerah, tetapi masalah kehidupan kota ataukehidupan masyarakat modern.
(2) Karya-karya yang dihasilkan pengarang baik puisi maupun prosa mengandung nafas kebangsaan atau unsur nasionalisme.
(3) Para pengarang memiliki kebebasan dalam menentukan bentuk pengucapan sesuai dengan kepribadiannya.
(4) Bahasa sastra Pujangga Baru adalah bahasa Indonesia yang banyak hidup di tengah masyarakat.
(5) Sebagian besar prosa maupun puisi mengandung suasana romantik.
(6) Terdapat unsur yang merupakan pengaruh dari sastra lain, terutama pengaruh dari angkatan ’80.
3) Pengaruh Angkatan 80 terhadap Pujangga Baru
a) Angkatan 80 dan Tokoh-tokohnya
Pada tahun 1880 di negeri Belanda tampil pengaranng yang berusaha hendak mengadakan pembaharuan di bidang kebudayaan. Sesuai dengan tahun munculnya gerakan itu, maka mereka disebut dengan angkatan atau gerakan 80. tokoh-tokoh gerakan itu ialah Willem kloos, Lodewijk van Deyssel, Frederik van Eeden, Albert Verwey, Herman Gorter, dan Jacques Peerk.
Tokoh-tokoh Angkatan 80 mencari ilham bagi karangan-karangannya dari negeri di sekitarnya, seperti apa yang dilakukan juga oleh tokoh-tokoh Pujangga Baru. Puisi-puisinya banyak menerima pengaruh dari aliran romantik Inggris yang berkembang pada pemulaan abad 19, sedangkan prosanya menerima pengaruh naturalisme Perancis. Akan tetapi, aliran romantik dalam angkatan 80 lebih kuat berkembang dan itu banyak mempengaruhi corak sastra Pujangga Baru.
Dalam perkembangannya yang kemudian, timbul semacam pecahan di dalam tubuh Angkatan 80, yaitu antara golongan Willem Kloos dengan golongan Albert Verwey. Willem Kloos berpendapat bahwa seni adalah ekspresi yang paling individual dan emosi yang paling individual (do allerindividuaeelste exspressie van de aller individueelste emotie), sedangkan bagi Deyssel seni adalah passi, kegairahan (kunst is passie).
Disini tampak bahwa seni mereka bersifat subjektif, individual, asosial, dan keindahan dipertuhan.
b) Perbandingan Angkatan Pujangga Baru dan Angkatan 80
Ada dua alasan pokok yang menyebabkan Angkatan Pujangga Baru mendapat pengaruh dari Angkatan 80, yaitu (1) adanya semangat hidup yang sama dan (2) kebetulan bangsa Indonesia pada masa itu berada di bawah kekuasaan pemerintahan Belanda.
Perbedaan antara Angkatan Pujangga Baru dan Angkatan 80 adalah
Pertama, pada umumnya Angkatan 80mengutamakan unsur estetis murni, sedangkan Pujangga Baru lebih mengutamakan unsur tujuan sosial yang jelas.
Kedua, sebagian besar Angkatan Pujangga Baru menolak sifat andividualisme yang dianut oleh Angkatan 80.
Persamaan kedua angkatan itu adalah
Pertama, keduanya menentang sastra sebelumnya yang dianggap sudah merosot nilainya dan yang penuh dengan konvevsi-konvensi, Angkatan Pujangga Baru menentang Sastra Melayu Klasik yang dirasa statis dan beku, sedangkan Angkatan 80 menentang sastra pendeta yang dirasa sangat lamban.
Kedua, keduanya dalam mencari bentuk pengucapan yang baru mencari contoh dari luar. Pujangga mencari model dari Angkatan 80 negeri Belanda, sedangkan Angkatan 80 mendapat pengaruh dari Inggris (dalam puisi) dan Prancis (dalam prosa).
4) Para Pengarang Pujangga Baru
Di dalam antologinya yang berjudul Pujangga Baru. Prosa dan Puisi (1963), H.B. Jassin mencoba mengumpulkan beberapa tulisan dari pengarang yang digolongkan ke dalam pengarang Pujangga Baru. Kecuali lima tokoh penting Pujangga Baru seperti Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, Sanusi Pane, Armyn Pane, dan Mr. Muhammad Yamin, terdapat pula nama-nama pengarang M. Taslim Ali, Sutomo Jauhar Arifin, L.K. Bohang, M.R. Dayoh, Hamidah, Rustam Effendi, Asmara Hadi, A. Hasymy, Mozaza, Suman Hs, Rifai Ali dan lain lain.
e. Problematika Sastra Indonesia Zaman Jepang
Pusat Kebudayaan atau Keimin Bunka Shidosho didirikan. Alasan untuk mendirikan pusat kebudayaan ini adalah menyatukan Kehidupan Kebudayaan. Disini pemerintah Jepang memaksakan kemauannya dengan jalan melakukan sensur terhadap karangan-karangan, termasuk puisi. Mana yang tidak sesuai dengan cita-cita Perang Asia Timur Raya (Dai Toa Senso), tidak dapat dimuat, dibuat kekeranjang sampah.
Sastrawan hendak dipakai oleh Jepang sebagai alat propaganda; puisi sebagai alat propaganda, untuk kemenangan Asia timur Raya. Jadi, pada hakekatnya seniman-seniman hanyalah untuk sebagai alat propaganda dan untuk menjepangkan bangsa Indonesia, di samping sebagai alat penindas kebudayaan belaka.
1)Keberadaan Angkatan ‘42
Masalah angkatan merupakan masalah yang peka sekali dalam sastra Indonesia. Pengumuman tentang lahirnya suatu angkatan oleh penelaah sastra selalu menjadi bahan polemik di antara para pengamat dan penelaah sastra. Meskipun selanjutnya, sulit bagi seorang penelaah sastra Indonesia untuk menghindarkan diri dari penggunaan istilah-istilah angkatan yang pernah dilontarkan, seperti pemakaian istilah: Angkatan ’42, Angkatan ’45, Angkatan ’66, dan lain-lain.

Kamis, 04 Desember 2014


 

Struktur, Kaidah, dan Ciri Bahasa dalam Teks Laporan Hasil Observasi

  • Teks laporan hasil pengamatan yaitu karangan yang memaparkan suatu fenomena atau kejadian berdasarkan hasil pengamatan.

  • Teks laporan juga disebut teks klasifikasi karena teks tersebut memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

Misalnya: untuk melaporkan kehidupan harimau dimulai dengan membuat klasifikasi jenis-jenis harimau kemudian memaparkan bentuk fisik, ciri-ciri, habitat, dan kebiasaan hidup harimau

  • Struktur teks laporan hasil pengamatan dapat dibagi menjadi:

  • Pernyataan umum atau klasifikasi –> berisikan pernyataan umum atau gambaran global mengenai apa yang akan dibahas dalam teks tersebut.

  • Anggota/aspek yang dilaporkan –> Berisi rincian atau gambaran khusus mengenai obyek yang dibahas.

  • Sebuah teks laporan observasi akan diklasifikasikan sebagai laporan yang ideal jika:

  • Memiliki struktur teks yang lengkap.

  • Memanfaatkan konjungsi atau kata penghubung yang tepat

  • Pengelompokan kata dilakukan berdasarkan kriteria tertentu

  • Memfungsikan kelompok kata dan jenis kata sesuai keperluan

  • Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi

  • Teks laporan sering dimulai dg kalimat definisi tentang penggolongan atau klasifikasi.

  • (a) Mamalia adalah binatang yang menyusui.

  • (b) “Kucing besar” itu adalah hewan pemangsa dan pemakan daging.

  • Dalam laporan observasi sering digunakan kelompok nomina (kata benda) dengan penjenis dan kelompok nomina dengan pendeskripsi.

  • Kelompok nomina dg penjenis tidak bisa disisipi oleh kata apa pun. Kedua kata itu harus saling berdekatan.

  • Kelompok nomina dg pendeskripsi dapat disisipi, misalnya dengan kata penyangat, seperti sangat atau terlalu dan kata pewatas seperti yang.

  • Harus mengandung fakta

  • bersifat objektif

  • harus ditulis sempurna dan lengkap

  • tidak memasukkan hal-hal yang menyimpang, mengandung prasangka, atau pemihakan

  • disajikan secara menarik, baik dalam hal tata bahasa yang jelas, isinya berbobot, maupun susunan logis.

Contoh:

benda

penjenis

pendeskripsi

hewan

hewan pemangsa

hewan gemuk

pemakan

pemakan daging

pemakan rakus

  • Dalam laporan observasi sering ditemukan penggunaan antonym dan sinonim.

  • Sinonim adalah persamaan makna kata.

Contoh:

  • Antonim adalah pertentangan makna kata.

Contoh:

  • Dalam laporan observasi sering ditemukan penggunaan kalimat simpleks dan kalimat kompleks.

  • Kalimat simpleks: kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan.

  • Kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama adalah menulis. Verba tinggal pada unsur subjek dianggap bukan verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu subjek^predikator^keterangan cara.

  • Kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur.

  • Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun.

  • Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.

Lembar Kerja Siswa

Perhatikan teks di bawah ini dengan saksama!

Makhluk di Bumi Ini

Benda di dunia dapat dikelompokkan atas dasar kenyataan bahwa benda-benda tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dalam beberapa hal. Dengan pengelompokan, benda-benda itu lebih mudah dipelajari.

Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda hidup dan benda mati. Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak, bernapas, tumbuh, dan mempunyai keturunan. Benda hidup juga membutuhkan makanan. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri umum tersebut. Kera, tumbuh-tumbuhan, ikan, dan bunga adalah contoh-contoh benda hidup. Sementara itu, kaca, air, plastik, baja, dan oksigen adalah contoh-contoh benda mati.

Benda hidup dapat dikelompokkan lagi menjadi binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pengelompokan itu dilakukan karena keduanya berbeda dalam beberapa hal. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Tumbuh-tumbuhan tidak mempunyai otak, jantung, paru-paru, dan darah, tetapi hidup. Selain itu, tumbuh- tumbuhan dapat melakukan sesuatu yang sangat penting yang tidak dapat dilakukan oleh binatang. Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri, sedangkan binatang tidak. Rumput, gandum, dan tanaman keras adalah jenis tumbuh-tumbuhan. Namun, tidak semua tumbuh-tumbuhan mempunyai bunga. Oleh karena itu, tumbuh- tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-tumbuhan berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga. Mawar, jagung, dan tanaman buah mempunyai bunga, tetapi jamur, lumut, dan pakis tidak.

Selanjutnya, binatang dapat dibagi menjadi vertebrata dan invertebrata. Vertebrata mempunyai tulang belakang yang meliputi manusia, burung, anjing, katak, dan lain-lain, sedangkan invertebrata tidak mempunyai tulang belakang yang meliputi ubur-ubur, kupu-kupu, dan laba-laba. Terdapat lima kelompok   vertebrata, yaitu mamalia burung, amfibia, reptilia, dan ikan

 

 

 

Pengertian Teks Anekdot, Ciri – ciri, Jenis, Struktur, dan Contohnya

Assalamu ‘alaikum sobat. Postingan saya kali ini adalah membahas mengenai Teks Anekdot beserta ciri – ciri, jenis, struktur, dan contohnya. Apakah sobat tau apasih itu teks anekdot?, bagaimana strukturnya? Sobat sekalian akan mengetahui jawabannya setelah membaca postingan saya ini :D hahahaaa, selamat membaca sobaat…
anekdot

1. Pengertian Teks Anekdot

Anekdot adalah sebuah cerita singkat yang lucu dan menghibur yang mungkin merupakan pengalaman dari seseorang. Teks Anekdot bertujuan untung menghibur pembacanya. Teks Anekdot tidak hanya berisi tentang peristiwa – peristiwa menarik, konyol dan menjengkelkan, melainkan juga berisi tentang ungkapan suatu kebenaran yang lebih umum.

2. Ciri – ciri Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki ciri – ciri, yaitu
  • Lebih dekat dengan perumpamaan tentang dongeng
  • Menampilkan karakter hewan dan figur manusia pada umumnya dan sering terhubung dengan realitas, meskipun perumpamaan dan anekdot tentu berbeda dalam kekhususan sejarah mereka

3. Jenis – jenis Teks Anekdot

Jenis-jenis Teks Anekdot ada 2 macam yaitu lisan dan teks.

1. Teks Anekdot Lisan, contohnya :

KUDIS              : KUrang DISiplin
ASMA               : Asal Mengisi Absen
TBC                   : Tidak Bisa Computer
KRAM               : Kurang teRAMpil
ASAM URAT     : Asal Sampai Kantor, terus URing-uringan Atau Tidur.
GINJAL              : Gaji Ingin Naik tapi kerJAnya Lambat
PUCAT              : PUlang CePAT

2. Anekdot Teks, contohnya :

Pengemis & Manager
(Anekdot dari sumber Anonim) 
Manager : Pak, cape ya abis ngemis? Laper ya pak..?
Pengemis : Biasa aja tuh, hari ini saya udh makan 3x koq
Manager : Loh..? uangnya cuman buat makan bapak doank? Anak dan istri di rumah makan apa?
Pengemis : Kayak org susah aja..! Td pagi saya sekeluarga abis ngerayain ultah anak saya yg kelima di Mc. Donald bareng guru2 & tmn2 sekolahnya. Siang ini istri dan anak saya barusan BBM saya, mrk lg makan di Pizza HUT tau!
Manager sampai kebingungan dan berkata : “Emank bapak ngemis 1 hari dapet brp..?”
Pengemis : Nih ya.. Saya kasi tau..!! Saya ngemis dari jam 07.00-17.00. Lampu merah atau hijau waktunya 60 detik. Setiap 60 detik paling nggak saya bisa dapet Rp 2.000. 1 jam = 60 kali lampu merah Hijau, berarti 60 x 2.000 = 120.000 /jam 1 hari saya kerja 10 jam, 1 jam buat istirahat jadi 9 jam. 9 jam x 120.000 = 1.080.000/hari. 1 bulan saya kerja 26 hari.26 hari x 1.080.000 = 28.080.000/bulan
Manager sampai kaget dan bengong mendengar cerita pengemis itu
Pengemis berkata : Emang mas jadi manager, gaji per bulannya brp..?
Manager : 6.000.000 
Pengemis : Ijasah..?
Manager : S-2

4. Struktur Teks Anekdot

Teks Anekdot memiliki 5 struktur, diantaranya
  1. Abstraksi, adalah bagian awal paragraf yang berfungsi memberikan gambaran tentang isi teks. Biasanya menunjukkan hak yang unik
  2. Orientasi, adalah bagian yang menunjukkan awal cerita atau latar belakang peristiwa itu terjadi
  3. Krisis, adalah bagian dimana hal yang menarik ataupun hal yang tidak biasa terjadi pada tokoh cerita
  4. Reaksi, adalah bagian bagaimana cara penulis atau tokoh cerita menyelesaikan masalah pada bagian krisis
  5. Koda, adalah bagian dari akhir cerita. Bagian ini dapat berisi kesimpilan mengenai kejadian yang terjadi pada tokoh cerita

Kata kunci :

  1. Abstraksi  : Pembukaan/gambaran umum
  2. Orientasi  : Latar belakang peristiwa
  3. Krisis         : Masalah
  4. Reaksi       : Penyelesaian masalah
  5. Koda          : Kesimpulan

5. Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya

Presiden dan Burung Beo
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
Struktur
Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.
Orientasi:  Suasananya cukup mengherankan.
Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.
Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.
Koda:  “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.
an
                                                              ANEKDOT DALAM DIALOG


 
"coblo coblosan*

“hasil joblosan ku waktu itu di pelihara dengan baik jangan disia-siakan, kan sudah jadi sekarang”    seorang suami berbicara melalui HP

“papaaaaaaaaaa”   tiba-tiba istri nya muncul

“papa coblos siapa, kok harus dipelihara segala hasilnya”  dengan marah si istri berkata

“istri temanku ma”   jawab sisuami santai

“apa ???? “  si istri nambah mencak mencak

“sabar ma, kan temanku itu ncalon inget gak mama, suara kita berikan padanya sekarang sudah jadi DPR”   sisuami menjelaskan
“Ooooooo….. itu”    si istri baru faham

Mangkanya jadi orang jangan mudah cemburu buta yang bagus itu cemburunya cemburu merem melek. hahahaha





PERMOHONAN

Ketika sudirman sedang mencangkul tanah dikebun, tiba tiba ketemu botol yang tertutup rapat, dengan rasa penasaran dibukalah tutup botol tersebut, tiba tiba muncul sosok makhluk jin. yang membuat sudirman terkejut sehingga jatuh terduduk.

Dengan tersenyum jin berkata :
"terima kasih tuan, atas berkat tuan saya terbebas, untuk membalas budi tuan saya akan mengabulkan 3 permintaan, silahkan tuan minta sekarang"

sambil membenarkan celana kedodoran putus tali kolornya akibat terkejut tadi, sudirman berkata :
"pertama saya minta rumah saya menjadi bagus bak istana, yang kedua kendaraan keluaran terbaru"

Jin berkata :
" hohoho itu gampang tuan, silahkan tuan pejamkan mata sebentar"  

setelah sudirman membuka mata nya permintaannya tadi sudah terkabul rumah mewah mobil keluaran ter baru

"bagaiman tuan, tinggal satu lagi permintaan tuan" kata jin

"luar biasa, hemmmmmmm" pak dirman memuji sambil berpikir permintaan yang ketiga

"begini jin ini permintaan ketiga tolong saya berikan ilmu cara merayu cewek" kata sudirman

"Busyet kalo yang itu aku nggak bisa tuan soalnya aku juga nggak bisa ngerayu, mangkanya sampe sekarang aku JOMBLO terus" jawab jin sambil garut garut kepalanya yang botak




UJI COBA

Pak guru +Robby Novianto Tri sedang menerangkan pelajaran Sains pada para siswa/i

" Segala sesuatu itu harus diuji coba untuk mengetahui kebenarannya dan hasilnya "    pak Rob menjelaskan dengan semangat yang tinggil maklum habis gajian.

" termasuk waktu pacaran ya pak "   tiba-tiba +RAJANE NGOPI nyeletuk

" Dasar kutu kompret, ndak boleh kalo itu Raj, DOSA TAU  , nikah dulu baru kawin jangan kwalik kawin dulu baru nikah *  mata pak Rob sambil melotot, 

" kan kata bapak segala sesuatu harus uji coba, hehehe "  jawab Raj ngeyel. 

" Pokoknya ndak boleh  *dosa*  "  kata pak Rob.

" ya nggak dosa lah pak, lah orang uji cobanya suruh buat kopi enak apa nggak , ye bapak ngeres sih pikiranya "  lanjut Raj

' O........... kalo itu boleh lah, bapak kira yang itu..........., hehehehe " kata pak rob tersenyum.






Seorang turis dari LN sedang kepasar mencari makanan khas Indonesia

"Mbokee"  maklum orang luar baru belajar.   "ini apa namanya"  kata si turis +Rohmani Mang Anak Betawi sambil menunjuk bungkusan makanan.

"Tape, tuan "  kata mbok +lacing tyas 

"hemm, saya satu beli "   situris membeli satu bukusan besar 

kemudian si turis pindah kepedagang sebalahnya lagi

" yang ini apa?  "   situris bertanya

" Sami mawon, tuan "  kata mbok  +tukiyem gn sari 

" saya beli juga "  kata situris 

lalu situris bergeser kepedagang mbok +Geovani Melanie sambil nunjuk kebungkusan besar   " yang ini namanya apa,"

" Podo Wae , Mr "   jawab mbok Geo

" and, yang itu, apa namanya '   sang turis menunjuk dagangan mbok +ratih arimbi 

" Sarwa kene, tuan " jawab mbok ratih

" Oke, saya beli podo wae and sarwa kene " jawab si turis

Ketika sampai ke hotel tempat situris menginap bertemu dengan temannya dari Indonesia +Robby Novianto Tri +Wira wiri Wae +RAJANE NGOPI 

" Ayo sini semua kita makan sama-sama saya baru beli makanan khas indonesia " situris  mengajak ketiganya

Betapa terkejutnya situris, Begitu dubuka isi nya TAPE semua. 

" Negeri kalian hebat satu makanan banyak nama " kata si TURIS



PAGI PAGI SIKUMATTTTT BERTANNYA

"pak dirman, kok aku didalam kereta bisa tidur" tanya Toel wae

"biar kami aja yang jawab, paling jawabannya usil lagi" kata 
Robi

"karena rodanya bulat" kata 
Wawen

"jalannya mulus" lanjut 
Roby dan Den mas ku

"salah, semua."jawabannya karena aku ngantuk, tau" jawab 
Toel wae

"tumben jawaban kamu nggak kumatttt, 
Toel wae " kata pak dirman




Ketika pak dirman memilih siswa/i untuk diikut sertakan lomba renang.

" anak anak silahkan kalian berkumpul sesuai kelompok renang, sesuai dengan keahliannya masing masing" pak dirman memberi pengumuman.

semua berkumpul berkelompok
1. kelompok gaya punggung
2. kelompok gaya dada
3. kelompok gaya kupu kupu
3. kelompok gaya bebas

ada satu orang siswi yang diam saja tidak ikut serta masuk dalam kelompok.

"ani kenapa kamu tidak masuk dalam kelompok" pak dirman bertanya.

"anu, pak saya buat kelompok sendiri aja , tapi........" jawab ani ragu

"tapi kenapa.ani " tanya pak dirman

"pada nggak mau pak, soalnya nama kelompok renangnya GAYA BATU" jawab ani




LARANGAN ORANG BUNTING ATAU HAMIL
======================================

Saat pak Dirman sedang memberi mata kuliah PERHAMILAN bertanya kepada para mahasiswa dan mahasiswi.

“saudara saudari pada meteri yang lalu ada 7 larangan bagi ibu-ibu yang sedanga hamil” coba sebutkan apa saja.

“Saya pak jawab”  jawab mahasiswi yang cantik dikelas Widia ningsih

“ Silahkan Widia ningsih  ” pak Dirman mempersilahkan

“1.Membersihkan kotoran kucing
2.Sauna dan berendam air hangat
3.Facial
4.Tanning bed
5.Konsumsi keju
6.Mengecat dinding
7.Pijat refleksi”    jawab Widia ningsih

“pendapat saya harus ditambah, ini tak kalah penting” jawab ToeL Wae tiba tiba

“ apa itu “ Tanya pak Dirman

“Tidur nengkurep, pak “ jawab ToeL Wae  sambil cengengesan

Dasar sikumattttttttttttttttttttttttttttt mahasiswa dableggggg




OBROLAN MONYET
Monyet Cantik : “kaum manusia, aneh ya”
Monyet Ayu : “emangnya, kenapa?”
Monyet Cantik : “ setiap orang yang jelek, dibilang dasar moyet” tersinggung aku”  apa salah kaum kita ya “.
Monyet Ayu : “ terima ajalah nasib “
Monyet Cantik : “ padahal kaum kita, nggak ada yang Korupsi Kolusi Nepotisme Cuma yang ada KKN doang”
Monyet Ayu : “ya, sama aja kalo gitu”
Moyet Cantik : “ Bukan KKN Korupsi, Kolusi Nepotisme.  Tapi KKN nya adalah Kesana Kesini Nangkring, tau”

Monyet Ayu : “ O………. gitu ya, dasar Monyet”.



ORANG KONYOL BERKUMPUL

CERITA INI CERITA SADURAN
Ketika orang konyol berkumpul datang daerah Lampung pas kebetulan belum pernah melihat gambar bagaimana bentuk hewan tesebut apalagi memegangnya.Maklum mata mereka nggak bisa liat alias buta. hehehehehe

Sampai dilampung Disuruhlah mereka memegang hewan tersebut dan menceritakan bentuknya gajah.

+toel dalang kumat " wah gajah bentuknya lebar dan tipis ya "
kebetulan kepegang telingannya
+diajeng anggraini " bukan, gede lancip ujung bengkok keras salah kamu toel "  kata diajeng   yang kepegang rupanya bagian gading
+Ayu detia " salah kamu orang yang bener keras agak lembut ujung berbulu "
yang kepegang buntutnya.
+Nyai Kelud " salah semua yang bener saya yang namanya hewan gajah itu bulet gede kaya bola rasanya lembek lembek dikit "
RUPANYA yang kepegang nyai kelut   Eek  Gajah.



SILAHKAN DIAMBIL VEDIO LUCU PENGHILANG PUSING

bila ada fail yang rusak tidak bisa download mohon pemberitahuan rekan rekan utuk diperbaiki
1.      kena juga bo'.mpg - 1.2 mb  (download)
2.      kucing gila.mpeg - 1.4 mb  (download)
3.      larsson.mpeg - 1.3 mb  (download)
4.      life is short.mpg - 1.8 mb   (download)
5.      mirror.mpg - 406 kb   (download)
6.      nike__c.ronaldo vs zlatan skill.avi - 5.9 mb  (download)
7.      operasi_cesar.avi - 14.8 mb  (download)
8.      pecicilan.mpe - 664 kb  (download)
9.      pensil dhasyat.mpg - 1.1 mb  (download)
10.  piktor!.mpg - 584 kb  (download)
11.  pingpong matrix (masquerade).avi - 7.1 mb  (download)
12.  pinguin nakal.avi - 390 kb  (download)
13.  pintu sialan.asf - 1.4 mb  (download)
14.  plane.mpg - 649 kb  (download)
16.  sphagetti sialan.mpg - 2.3 mb (download)
17.  teringat terus.mpg - 1.6 mb  (download)
18.  terkesima bo'.mpg - 2.7 mb   (download)
19.  ternyata ooh...mpeg - 1.5 mb   (download)
20.  war.mpg - 874 kb  (download)
21.  bayi mesum.mpg - 1.3 mb  (download)
22.  bigboy27.mpg - 1.6 mb  (download)
23.  brani banget.mpg - 1.4 mb  (download)
24.  dancingbaby.mpg - 1.3 mb  (download)
25.  fair play.avi - 1.8 mb  (download)
26.  funny - cat accident.mpeg - 816 kb  (download)
27.  gaolkeeper.mpg - 713 kb  (download)
28.  gesit.avi - 15.8 mb  (download)
29.  goblok banget.mpe - 2.0 mb  (download)
30.  iklan nike.mpe - 1024 kb  (download)
31.  iklan pepsi.mpg - 3.0 mb  (download)
32.  japp chocolate 02.mpeg - 2.0 mb  (download)
33.  kalah cepet lu!.mpe - 2.0 mb  (download)
34.  kebawa tidur.mpg - 1.6 mb  (download)
35.  ngeres mulu.mpg - 750 kb  (download)
36.  nietylkodlapan.mpeg - 1.1 mb  (download)
1.      



Ketika seorang guru didepan kelas ada murid bertanya
Murid : “Pak guru !. “kenapa kepala profesor botak ?”
Guru : “karena bayak berpikir, nak”
Murid : “O...” Jadi bapak, profesor juga dong”.
Guru : “ Ha ! “ dalam hati guru berkata “ S1 aja belum tamat”



Seorang guru  sedang asik duduk dikelas satu. Murid bertanya.
Murid : “bu gulu ! (maklum belum bisa ucap r), kata amin satu tamba satu sebelas”
 Guru : “Min satu tamba satu dua nak”. (bu guru menjelaskan pada amin)
Amin : “nggak bu, sebelas. Ini buktinya” amin maju menulis angka 11 dipapan tulis “sebelaskan, bu ?”
Guru : “dasar anak-anak, kecil udah ngeyel gimana besarnya ?” (dalam hati)



Ditaman sekolah dua sahabat sedang duduk asik
Badu : “bud, apa bedanya perpustakaan dan kantin?”
Budi : “perpustakaan tempat kita cari buku, kalo kantin tempat cari makanan”.
Badu : “O….. , kalo persamaannya”.
Budi : “apa ya…”. (sambil garuk kepala)
Badu : “gitu aja susah, sama-sama ada yang jaga, tau”.
Budi : “hehehe…, tumben pinter, biasanya tukang contek”.
Badu : “bud, kita usul yuk sama guru olahraga”
Budi : “usul apa ?”.
Badu : “tuh aba-aba lari”
Budi : “jadi apa, geh”
Badu : “kan aba-abanya, Bersedia, siap, Ya” kata Ya, jadi. Oke kan keren”.
Budi : “ayak-ayak wae, maneh”.


Ketika guru-guru dari lampung penataran dipalembang ketika waktu istirahat pergilah rombongan membeli makanan khas Palembang empek-empek , selesai makan salah seorang bertannya.
"gus kau makan berapo"
agus : "siko"
"kau mir"
Amir : "duo"
"kau min"
Amin : "tigo"
"kau jo"
Bejo bingung maklum nggak ngerti bahasa palembang akhirnya jawab sekenanya.
"aku empot"
(dasar bejo mau belagak)



TANDA BODOH
AMIR  : “Bud,!. Apa tanda orang bodoh ?”
BUDI : “Nggak bias jawab soal “
AMIR : “Yang lainnya, apa? Hayo”
BUDI : “Ng.. (sambil garut kepala), nyerahlah”
AMIR : “Banyak tannya lah “
BUDI : “Oo Gitu, berarti pak guru banyak Tanya sama kita, berarti guru itu bodoh”.
AMIR : “Betul juga ya”

TANDA ORANG PINTAR
"anak-anak tanda orang pintar apa?" guru bertanya
"rajin baca dan nulis, bu!!!" jawab anak anak
"bagus-bagus" puji guru
"rajin nyontek bu" jawab amir
"lah kok, gitu mir" tegur guru
"buktinya kita nyontek buat kapal, ahirnya kita pintar buat kapal" betulkan, bu"
"betul juga, kamu mir" jadi anak anak rajinlah nyontek" guru berkata
"asiiiik, besok ulangan kita bisa nyotek" jawab anak anak gembira.
"bukan, yang model itu" seru guru sambil megang jidat.