Selasa, 10 November 2015

 

Sinopsis Novel – Atheis (Achdiat K. Mihardja)

Judul               :  Atheis
Pengarang       :  Achdiat K. Mihardja
Tahun              :  1986
Sinopsis Novel            :
Hasan adalah seorang pemuda yang lahir dari sebuah keluarga yang fanatik terhadap agama Islam. Maka tak heran jika ia pun juga sangat taat dalam beribadah. Hasan merupakan pemuda yang lugu dan sangat menghormati orang tuanya. Ia anak yang berbakti dan menurut terhadap orang tuanya.
Saat hasan beranjak dewasa, ia melanjutkan sekolahnya ke Bandung. Di sana ia berkenalan dengan Rukmini dan menjalin hubngan dengannya. Orang tua Hasan merupakan orang tua dari keluarga raden, untuk itu mereka menyarankan agar  Hasan memilih seorang wanita yang dari kalangannya. Namun Rukmini bukanlah orang dari kalangan yang sama dengan Hasan, sehingga orang tua Rukmini memintanya untuk kembali ke Jakarta dan pada akhirnya dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang saudagar kaya. Hati Hasan sangat sakit. Ia pun merasa kecewa dan patah hati karena baginya Rukmini adalah seseorang yang baik, soleha dan sangat cantik. Namun, hal tersebut tidak terus-menerus manjadi beban pikirannya. Sejak saat itu Hasan menginginkan tingkatan ibadah yang lebih agar ia bisa lebih dekat dengan sang pencipta. Ia pun mengikuti jejak ayahnya yang menganut ilmu tarekat.
Suatu hari Hasan bertemu dengan Rusli yang merupakan sahabat lamanya saat ia masih kecil. Di sana ia juga melihat seorang gadis cantik yang mempesona Hasan pada pandangan pertama. Gadis yang bernama Kartini tersebut kemudian dikenalkan oleh Rusli kepada Hasan. Ternyata Kartini adalah seorang janda. Dahulu ia dinikahkan paksa oleh kedua orang tuanya dengan seorang yang sudah sangat tua yang harusnya pantas ia panggil kakek, namun lelaki yang menjadi suaminya tersebut sangatlah kaya, sehingga saat Kartini bercerai dari lelaki tua tersebut, ia membawa banyak warisan. Mulai saat itu pun Kartini berniat untuk menjadi seorang wanita yang tegar dan tangguh. Kartini dan Rusli sangat akrab, namun hanya sebatas hubungan kakak dan adik saja. Kartini menganggap Rusli adalah orang yang dapat melindunginya.
Ternyata sejak pertemuannya tersebut Hasan mulai menaruh hati pada Kartini, ia pun mulai senang untk berkunjung ke rumah Rusli hanya untuk sekedar bertanya tentang Kartini. Namun, setiap kali ia ke rumah Rusli, ia pun pasti menjumpai Kartini  di sana. Awalnya ia merasa cemburu dan mengganggap pergaulan antara Rusli dan Kartini bukan hubungan antara kakak dan adik, melainkan lebih. Kini hasan tahu bahwa Rusli merupakan seorang yang  tidak percaya adanya Tuhan. Di setiap pembicaraan mereka Hasan selalu tidak bisa mengedalikan diri saat argumen-argumen yang dikeluarkan Rusli logis adanya. Ia pun sempat emosi terhadap Rusli. Namun, akhirnya ia menyimpulkan untuk membantu Rusli dan Kartini ke jalan yang benar.
Usaha Hasan selalu gagal Karena ia berhadapan dengan orang-orang yang pengetahuannya luas. Usaha menjadi tidak ada artinya ketika Hasan juga berkenalan dengan teman Rusli yang lain, yakni Anwar. Anwar adalah seorang atheis, tidak percaya kepada Tuhan. Karena kepandaian Anwar mempengaruhi Hasan, akhirnya Hasan mulai terpengaruh. Kesalehan yang selama ini melekat dalam dirinya perlahan-lahan luntur. Ia mulai meragukan keberadaan Tuhan dan mulai tidak taat beribadah.
Kepercayaannya terhadap tuhan benar–benar luntur saat ia menjalin hubungan dengan Kartini. Ia semakin menjadi sosok pribadi yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Di mata Hasan, sosok Kartini sangat mirip dengan Rukmini,  kekasihnya yang sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Hasan dan Kartini pun akhirnya menikah . kedua orang tua Hasan tidak menyetujui pernikahan tersebut. Namun tekad Hasan sudah bulat. Ia tetap akan menikahi Kartini meskipun orang tuanya tidak merestui bahkan mengusirnya dan tidak lagi menganggap Hasan sebagai anaknya. Pernikahan dipahami Hasan sebagai perasaan suka sama suka.
Pernikahan Hasan dan Kartini selalu diwarnai dengan pertengkaran. Sikap kartini yang menganut faham kebebasan membuat Hasan tidak terima dan menganggap Kartini sebagai seorang wanita yang tidak bisa menghargai suaminya. Ia pun seringkali memukuli Kartini karena kecemburuannya terhadap sikap Kartini dan sikap Anwar. Hasan merasa bahwa di belakangnya, istrinya tersebut berselingkuh dengan Anwar. Kartini tetap saja mengelak. Hingga pada akhirnya mereka pun bercerai. Karena persoalan-persoalan inilah Hasan kembali membutuhkan kekuatan Tuhan. Kesadaran inilah yang membuat Hasan merasa berdosa tidak hanya kepada orangtuanya tetapi juga kepada Allah. Ia menyesal telah meninggalkan nilai-nilai keagamaan dalam dirinya.
Setelah ia bercerai dengan Kartini ia pun pulang ke rumahnya. Untuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan meminta maaf atas apa yang telah ia perbuat. Ia ingin bersujud di kaki ayahnya yang ternyata tengah sakit parah. Ayahnya tidak sudi dan tidak menerima semua permintaan maaf yang Hasan ucapkan. Ia pun menyuruh Hasan untuk pergi dari rumahnya.
Lalu saat ia pergi ke sebuah hotel ia mendapatkan fakta bahwa pada hari saat ia dan istrinya bertengkar, dan istrinya kabur dari rumah. Anwar dan Kartini berada dalam satu kamar. Semakin memuncak kemarahannya saat ia mengetahui bahwa istrinya berusaha menolak Anwar seperti yang diucapkan oleh pelayan di hotel tersebut. Ia pun pergi mencari Anwar hingga tengah malam. Ia tidak sadar bahwa saat itu telah terjadi jam malam sehingga ia pun tertembak oleh peluru yang menembus punggungnya. Ia pun tewas di tempat kejadian dengan penuh rasa sesal.
Komentar                    :
Novel Atheis ini mempuyai karakteristik novel pada angkatan 80an. Tema yang diambil tentang ketuhanan maupun tentnag suatu masalah konsep kehidupan sosial. Pada novel atheis dijelaskan tentang bagaimana seseorang yang terkena arus pergaulan yang tidak baik. Padahal orang tersebut merupakan seseorang yang sangat alim dan taat kepada agama, namun karena pengaruh yang begitu kuat maka ia pun terjerumus dalam kesesatan. Disini nilai-nilai ketuhanan banyak didapatkan. Seperti saat tokoh Hasan berani melakukan suatu tindakan yang sudah melenceng dari agama bahkan menyebutnya sebagai Atheis atau seseorang yang tidak percayaakan adanya Tuhan.
Bahasa yang digunakan realistis, yakni bahasa yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik pada Novel Atheis ini. Nilai moral yang dapat diambil, anatara lain sikap dan kepercayaan kepada Tuhan harus ada, karena bagaimana pun juga, hidup adalah dari Tuhan. Iman yang kuat, tidak menjamin untuk tidak terkena arus pergaulan yang menyesatkan. Jika kita membiarkan hidup kita dalam lingkungan mereka dan membiasakan diri dengan mereka. Untuk itu penyaringan budaya harusnya dapat dilakukan oleh pribadi masing-masing.

Rabu, 04 November 2015

Di sebuah kampung nelayan yang jauh dari keramaian, hiduplah sebuah keluarga miskin yang kehidupannya menggantungkan dari laut. Mereka memiliki seorang anak gadis yang usianya baru berusia empat belas tahun. Usia yang belum cukup untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Pada usai yang sedini ini dia sudah dinikahkan dengan seorang Bendoro dari kota yang diwakili oleh sebilah keris. Perkawinan mereka hanya disaksikan oleh ketua kampung yang sekaligus sebagai perwakilan dari kota. Setelah pernikahan dilangsungkan, Gadis Pantai itulah nama anak nelayan miskin itu langsung diboyong ke kota, ke tempat keluarga Bendoro tinggal.
Kehidupan yang jauh berbeda dengan keadaan sewaktu di tempatnya sendiri membuat Gadis Pantai merasa dirinya dalam sebuah kerangkeng yang serba terbatas. Disekelilingnya tak ada yang pernah tersenyum dengannya, semuanya begitu kaku, hanya seorang pelayan tualah yang menjadi teman bicara dan teman bertanya dikala sedang merasa kesepian di kamarnya.
Tiga bulan telah berlalu Gadis Pantai kini telah menjadi istri seorang Bendoro. Nama sebutannya pun sudah bukan Gadis Pantai lagi, melainkan Mas Nganten. Dalam waktu yang tiga bulan, Mas Nganten semakin tidak mengenal dirinya sendiri. Dengan perubahan-perubahan yang ada pada dirinya. Ini semua berkat bantuan pelayan tua yang senantiasa membingbing dan mengarahkan Gadis Pantai.
Kehidupan yang serba terikat dalam gedung yang besar membuat Gadis Pantai merasa rindu akan kampung halamannya. Dia ingin pulang kembali ke kampungnya. Tapi apa mau dikata pelayan tualah yang selalu memuluhkan hatinya agar tidak kembali ke kampungnya sendiri.
Setahun berlalu Gadis Pantai semakin dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang memaksanya harus begitu rupa. Tidak ada kejadian yang merasa dirinya atau keluarga Bendoro terganggu. Hal ini karena masing-masing memiliki tugas dan kewajiban berbeda, serta martabat yang berbeda.
Namun pada suatu ketika Gadis Pantai kehilangan dompet tempat uang belanjaan dapurnya. Uang itu untuk menghidupi seisi gedung. Gadis Pantai menjadi risih harus bagaimana dia mengadukan pada Bendoro. Sedangkan yang dicurigainya adalah masih kerabat Bendoro sendiri, setelah ditanyai dia tidak mengaku, malahan temannya yang lain ikut membelanya dan sebaliknya menghina pada Gadis Pantai. Namun pelayan tua yang menemani Gadis Pantai mengadukannya pada Bendoro.
Bendoro menjadi murka setelah tahu pencuri dompet istrinya adalah kerabatnya, dia langsung mengusirnya dari gedung itu bersama dengan pelayan tua yang mengadukannya. Hal ini membuat Gadis Pantai merasa terpukul karena dia tidak memiliki lagi teman untuk mencurahkan perasaanya. Kepergian pelayan tua tidak membuat gusar Bendoro, karena pada waktu itu juga dia dapat menggantikan pelayan tua dengan seorang pelayan yang masih muda, Mardinah namanya pelayan itu. Dia masih kerabatnya Bendoro sewaktu ditanya oleh Gadis Pantai.
Kadatangan Mardinah ke rumah itu sepertinya memiliki niat lain. Dia datang tidak hanya sebagai pelayan, tetapi ingin menghancurkan rumah tangga Gadis Pantai. Hal ini membuat Gadis Pantai ingin pulang ke kampungnya, dan Bendoro pun tidak merasa keberatan . Kepulangannya ke kampungnya harus diantar oleh pelayan barunya itu, yakni Mardinah. (Bagian 1)
Gadis Pantai tidak pulang kembali bersama Mardinah ke kota, Gadis Pantai tinggal beberapa hari di kampungnya. Mardinah disuruhnya pulang terlebih dahulu bersama kusir yang mengantarnya sewaktu mereka datang. Selama di kampung Gadis Pantai tidak merasa seperti dulu. Semua orang memandangnya lain. Setiap orang yang dilihatnya langsung menundukkan wajahnya. Hal ini membuat Gadis Pantai merasa seperti dirinya asing bagi kampungnya sendiri. Bapaknya pun berlaku seperti orang lain, mereka seakan-akan baru bertemu dengan seorang pembesar.
Setelah empat hari tinggal di kampung, datanglah rombongan Mardinah yang akan menjemput Gadis Pantai dengan disertai empat orang pengawal. Nereka memaksa Gadis Pantai untuk segera pulang ke kota ditunggu oleh Bendoro. Sedangkan surat yang diberikan oleh Bendoro tidak diberikannya pada Gadis Pantai ataupun bapaknya sendiri. Hal ini membuat Bapaknya Gadis Pantai merasa curiga. Dugaan ini ternyata benar, dan Bapak mencari akal untuk membuktikannya, serta menyelamatkan anaknya yang ada dalam bahaya.
Akhirnya rahasia Mardinah terbuka, setelah taktik dijalankan. Mardinah mengaku disuruh Bendoro dari Demak untuk membunuh Gadis Pantai di perjalanan dengan diberi upah yang cukup besar. Mardinah mendapat hukuman dari warga untuk kawin dengan lelaki yang paling malas di kampung itu, yang bernama si Dul Pendongeng. Mardinah dapat menerimanya dengan lapang dada. (Bagian 2)
Sepulang dari kampung Gadis Pantai merasa dirinya sedang mengandung. Hal ini langsung dibuktikan oleh paraji Bendoro sendiri. Bendoro pun tidak banyak omong tentang kepulangannya dari kampung. Tidak banyak ditanyakan oleh Bendoro. Hal ini membuat Gadis Pantai merasa tenang untuk mnyelamatkan kampung orang tuanya, yang telah membuat hilangnya pengawal Mardinah. Kandungannya menginjak waktu ke sembilan, saat itu Gadis Pantai sudah tidak sabar lagi ingin segera memiliki seorang anak, hal inipun sangat ditunggu-tunggu oleh bapaknya sendiri di kampung.
Saat melahirkannya pun kini telah tiba. Kelahiran Gadis Pantai dibantu oleh seorang dukun beranak kepercayaan Bendoro. Gadis Pantai melahirkan seorang anak perempuan yang mungil seperti ibunya sendiri. Namun bagi kalangan priyayi anak perempuan kurang diharapkan. Hal ini kelihatan dari setelah melahirkan Bendoro tidak mau melihat keadaannya sehabis melahirkan. Apakah dia sehat atau tidak. Tidak pedulinya Bendoro dikarenakan anak yang baru dilahirkannya seorang perempuan.
Tiga bulan setelah dilahirkan Bapak datang menjenguk Gadis Pantai secara tidak sengaja. Bapak dipanggil oleh Bendoro untuk menghadap. Namun setelah menghadap wajah Bapak tidak bahagia, Bapak murung tidak seperti biasanya. Kemudian Bapak menyuruh Gadis Pantai untuk segera membereskan pakaiannya untuk dimasukkan ke dalam wadah.
Gadis Pantai merasa kebingungan Bapak mengajaknya pulang. Namun, Bapak menjelaskan pada Gadis Pantai bahwa Bendoro telah menceraikannya, dan Gadis Pantai harus segera pulang dengan bapaknya. Gadis Pantai merasa terkejut, tapi apalah daya seorang sahaya seperti dia hanya menurut kehendak Bendoro. (Bagian 3)
Walaupun dengan perasaan berat Gadis Pantai meninggalkan kesemuanya yang dimilikinya pada waktu digedung bersama Bendoro termasuk anak gadisnya yang baru tiga bulan dia lahirkan. Dalam perjalanan pulang Gadis Pantai yang sudah berubah menjadi Mas Nganten enggan untuk pulang ke kampung halamannya. Perasaan malu menghantui dirinya. Meskipun bapaknya tetap memaksanya untuk pulang ke rumahnya.

TUGAS MENCARI SINOPSIS NOVEL SASTRA

TUGAS MENCARI SINOPSIS NOVEL SASTRA

Sinopsis Sengsara membawa Nikmat

Sinopsis Sengsara membawa Nikmat
Penulis: Tulis ST Sati
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun Pertama Terbit: 1929
Jumlah Halaman: 192


Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu novel klasik Indonesia yang sangat populer. Bahkan kisahnya telah diangkat ke layar kaca dan menjadi tontonan wajib di masanya. Kisah ini pada intinya bertemakan cinta yang dibalut intrik-intrik. Tokoh utama novel Sengsara membawa Nikmat ini adalah seorang pemuda berdarah Minang bernama Midun. Ia seorang yang santun, berperangai baik, taat agama, pandai ilmu silat dan rendah hati. Karena sederet kebaikan inilah sehingga Midun sangat disukai warga sekampungnya. Hal ini mengusik rasa iri hati serta dengki pemuda lainnya bernama Kacak. Kacak sendiri digambarkan sebagai seorang yang congkak, sombong dan angkuh. Ia merupakan keponakan orang terpandang di Padang. Ia sangat iri pada Midun karena ia menganggap Midun tak pantas disayangi banyak orang sebab ia hanya anak seorang petani miskin.

Secara umum, kisah ini bercerita mengenai suka duka Midun yang menghadapi banyak cobaan sebelum hidup bahagia bersama isteri dan keluarganya. Salah satu cobaan terbesar Midun adalah rasa dengki dari Kacak. Ia sering dicurangi dan difitnah oleh Kacak. Pernah isteri Kacak terseret arus sungai, karena Midun berada di tempat yang sama, ia langsung menolong dan menyelamatkan isteri Kacak. Namun, bukannya berterimakasih, Kacak malah memfitnah Midun hendak memperkosa isterinya. Kacak melaporkan hal tersebut pada pimpinan desa dan mereka mempercayai fitnah tersebut. Dan sebagai akibatnya, Midun dihukum untuk melakukan pekerjaan tanpa digaji. Ia melakukan hukuman tersebut di bawah pengawasan Kacak.


Tidak berhenti sampai di situ, Kacak masih gerah melihat Midun masih berkeliaran di desa mereka. Ia akhirnya merencanakan sejumlah hal dengan tujuan membunuh Midun. Usaha tersebut selalu gagal tetapi Kacak masih bisa memfitnah Midun sehingga pada akhirnya ia dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara Midun menjadi seorang yang disegani sebab ia memiliki hati yang baik dan kepandaian dalam bela diri. Dalam menjalani masa tahanannya, Midun suatu hari bertugas menyapu jalanan. Secara tidak sengaja ia melihat seorang gadis cantik yang duduk termenung sendiri. Setelah gadis itu pergi, Midun bermaksud menyapu di tempat gadis tersebut tadi duduk. Ia kaget dan mendapati sebuah kalung yang tercecer milik gadis tersebut. Akhirnya setelah mengembalikan kalung tersebut, ia bisa berkenalan dengan gadis yang ternyata bernama Halimah tersebut. Halimah hidup bersama dengan ayah tirinya. Ia merasa tidak bahagia dan berniat mencari ayah kandungnya di Bogor. Midun berjanji setelah menjalani masa hukumannya, ia akan membantu Halimah mencari ayahnya di Bogor.

Singkat cerita, Midun akhirnya keluar dari penjara dan membawa Halimah lari ke Bogor mencari ayahnya. Setelah menemukan ayah Halimah, Midun menetap di rumah tersebut selama 2 bulan. Dia merasa tak enak dan kemudian memutuskan berangkat ke Batavia mencari pekerjaan. Saat di Batavia, Midun mendapat banyak sekali cobaan dan rintangan. Ia meminjam uang pada rentenir dan memulai usahanya yang akhirnya sukses. Si renternir menjadi iri dan memfitnah Midun. Akhirnya, ia masuk ke penjara sekali lagi. Setelah bebas, ia berjalan ke pasar baru dan secara tidak sengaja menolong seorang sinyo Belanda yang diganggu penjahat. Sinyo Belanda tersebut ternyata anak seorang pejabat terkenal. Sebagai rasa terimakasih, Midun diberi pekerjaan dan akhirnya ia ke Bogor menikahi Halimah. Seiring perjalanan waktu, karir Midun menanjak dan dipercaya memimpin sebuah operasi di Medan. Hal tersebut mempertemukannya dengan sang adik bernama Manjau. Manjau bercerita bahwa keadaan keluarganya sangat menyedihkan. Akhirnya sekembali ke Batavia, Midun meminta agar ditugaskan di kampung halamannya. Ia akhirnya kembali ke sana dan bertemu dengan keluarganya juga Kacak. Kacak sangat menyesali perbuatannya dulu pada Midun. Dan pada akhirnya, mereka hidup bahagia di kampung halamannya.

Sinopsis novel Sengsara Membawa Nikmat ini disusun agar Anda bisa mengetahui cerita dalam karya yang satu ini secara umum. Jika ingin mengetahui detil cerita, Anda bisa membaca novelnya langsung. Kabarnya novel ini merupakan karya Tulis Sutan Sati yang paling baik di antara karya sastra hasil pikirannya yang lain. Selamat membaca ya!

Selasa, 07 April 2015

 DRAMA.... PERSAHABATAN MENYESAL.

suatu keluarga yang hidup berkecukupan dan hidup dengan bermewah-mewahan dan mempunyai 2 orang anak yang bernama yuki dan selena. Yuki dan Selena selalu dimanjakan orang tua nya. Apapun keinginan mereka selalu dipenuhi.
Ketika semua keluarga Handoko berkumpul diruang tamu dan suasana pada saat itu hening. Tiba- tiba Selena memecahkan keheningan diruang tamu itu…
Selena : mam, tadi selena lihat hp terbaru bagus banget deh..
beliin donk mam,,,kn selena pengen gaya juga..
mama : ok sayang..besok mama beliin tuk kamu..
Yuki : eh..kamu jangan boros dunk ntar kalau kita bangkrut gimana????(protes kepada adik nya)
Selena : duuhh kamu diam aj deh…sewot banget seh(dengan wajah sinis)
emm terima kasih ya mam..mama emank the best deh (sambil senang dan tersenyum)
Yuki : kamu jangan hamburin uang kayak gitu donk..(sambil marah)
Selena : duuhh..kamu diam aja deh..berisik tahu (sambil melotot)
Mama : sudah-sudah jangan bertengkar lagi (berusaha menenangkan anaknya)

Ditemapat lain ada juga sebuah keluarga yang amat berbeda 180 derajat dari keluarga Handoko. Keluarga ini sangat sederhana dan serba kekurangan. Untuk makan terkadang susah. Keluarga ibu Harni ini mempunyai 2 orang anak yang patuh kepada orang tuanya dan sanagt baik budinya.
Diruang tamu yang sangat kecil mereka berkumpul. Disanalah mereka menghabiskan waktu bersama bersama keluarga. Ketika keluarga sedang asyik nya berbicara tiba- tiba Yudha berbicara kepada ibunya…
Yudha : bu,,yudha mau minta uang sekolah untuk bulan ini.
Rasyad : ya bu..aku juga belum bayar uang SPP bulan ini.
Ibu : ya ntar ibu usahain cari uang nya untuk kalian (sambil tersenyum)
Yudha dan rasyad : (secara bersamaan) makasih ya bu..

Pada suatu pagi yang sangat cerah membuat orang semangat untuk beraktifitas. Dan di sekolah Harapan Bangsa. Di kelas XI IPA 1 terlihatlah 3 orang sahabat yang sangat sombong dan angkuh. Mereka Selena, Yuki, dan satu lagi sahabat mereka bernama Ajeng. Mereka bertiga lahir dikeluarga yang kaya raya berbeda dengan Yudha dan Rasyad. Pagi itu Yudha yang terkenal ramah, menyapa trio itu dengan senyuman…
Yudha : hai teman-teman..
Yuki, Selena dan Ajeng : (secara bersamaan) iihh…ngapain seh orang miskin seperti lo nyapa kita-kita…nyadar dikit donk (wajah dengan sinisnya dan meremehkan)
Rasyad : Yud,,,mending kita pergi dari sini aja..kita memang tidak pantas menyapa mereka..
Selena : bagus kalau lo pada sadar..(ketawa penuh kemenangan)
Bel pun berbunyi dan semua siswa-siswi pada masuk dikelas masing- masing sambil menunggu guru datang. Ketika pelajaran Bahasa Indonesia, Bu guru memberikan tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok. Semua anak murid di kelas IA 1 itu sudah ditentukan kelompok mereka masing-masing. Geng Selena itu satu kelompok dengan Yudha dan Rasyad. Dan mereka pada menolak sekelompok dengan Yudha dan Rasyad. Sambil berkata…
Yuki : duuhh aku nggak mau deh sekelompok dengan si miskin itu..ihh (memandang dengan jijiknya)
Yang lain juga ikut memprotes kepada Bu guru. Tapi usaha mereka hanya sia- sia dan mereka harus menerima keputusan itu dengan berat hati.
Ketika pulang sekolah geng Selena pada ngumpul dikelas dan merundingkan dimana akan mengerjakan tugas itu.
Emma : jadi kita belajar di rumah siapa ne???
Ajeng : emm gue gak mau ya belajar di rumah si miskin itu (sambil menunjuk kepada Yudha dan Rasyad)
Selena : Gimana kalau di rumah gue aja?
Semua : SETUJU!!!!!!!
Tiba- tiba dari belakang Yudha dan Rasyad datang dan menanyakan di rumah siapa untuk mengerjakan tugas itu.
Yudha : emm Lena..bagaimana keputusannya???? Kita belajar dimana????
Selena : Di rumah gue,,kalau di rumah loe bisa berkuman badan gue..(meremehkan)
Yudha : emm yaudah,,kami setuju aja kug (sambil tersenyum)

Setelah itu meraka langsung kerumah Selena. Sesampai nya di rumah Selena…
Yuki dan Selena : kami udah pulang mam..(sambil sedikit teriak)
(mama yang datang dari kamar langsung menyambut anak nya dengan wajah ceria)
Mama : iya-iya..emm ada acara apa ini kug rame banget??(terlihat kebingungan)
Yuki : kami mau belajar kelompok mam..
Mama : oowhh..ya udah silahkan duduk,,.anggap aja rumah sendiri,,
Ki,,beri minum dan makanan temannya..pasti pada haus dan lapar tuh..
Yuki : ya mam..
Semua : (secara bersamaan) makasih ya tante..
Mama: emm ya..ehh,,ini Ajeng anak Pak Dharma dan Emma anak Pak Porter yah..????
Ajeng dan Emma : iya tante..
Mama : emm titip salam yah buat keluarga kalian..lho????ne siapa yah?????(menunjuk kearah Yudha dan Rasyad)
Rasyad : emm kami teman sekelasnya Selena tante..(sambil tersenyum)
Mama : owh..
Yuki : minuman dan makanannya sudah tersedia di ruang tengah,,silahkan kesana ya…emm mam kami ke ruang tengah dulu yah..
Mama : ya sayang..belajar yang rajin ya..selamat belajar..(tersenyum)
Yuki : ya mam.. terima kasih mama (sambil tersenyum)
Sewaktu mereka belajar bersama mereka selalu menghina Yudha dan Rasyad tapi mereka hanya diam tidak mau melawan. Tugas itu pun selesai dikerjakan dan tiba- tiba Selena menyuruh Yudha dan Justi pulang..
Selena : udah siap kan???? Mending sekarang kalian pergi deh..dah bosan gue lihat wajah kalian..(wajah angkuh dan sambil mengibaskan tangan)
Ajeng, Yukidan Emma : iya..pergi sana..(sambil mengibaskan tangan mereka)

Lalu Yudha dan Rasyad langsung pergi meninggalkan mereka. Hari sudah sore,,Emma dan Ajeng pun pulang dan berpamitan dengan mama Selena dan Yuki..
Emma dan Ajeng : pamit dulu tante..
Mama : ya…hati- hati ya nak..
Ajeng : ya tante..(sambil berjalan keluar menuju mobilnya)

Keesokan harinya disekolah Yuki dan Selena dapat kabar kalau keluarganya bangkrut karena mama Selena ditipu oleh orang dan mau tak mau harus mengadaikan semua harta miliknya. Dan Selena tiba- tiba panik dan pulang dengan terburu- buru. Setiba di rumah mereka langsung menanyakan kepastian kabar itu dan berharap kabar itu tidak terjadi…
Selena : mama benar kita bangkrut??? Kenapa bisa terjadi mam??(sambil masih tak percaya dan menangis)
Mama : ya nak..kita sudah bangkrut dan kita tidak punya harta lagi..kita juga harus pindah dari rumah yang sudah kita tempati selama ini (sambil menangis dan pasrah )
Selena dan Yuki : (secara bersamaan ) what?? Kita bangkrut mam??(kaget tak percaya)
Mama : ya nak..kita sekarang miskin tak punya apa- apa lagi..dan kita harus cepat- cepat pindah dari sini..tapi mama dah cariin rumah yang akan kita tempati..
Yuki : dimana mam??
Mama : di jln tanjung sari
Yuki dan Selena : itu kan tempat permukiman kumuh mam,,
Yuki : emm itu kan dekat rumah Yudha dan Rasyad??
Mama : ya sudahlah..mau gimana lagi nak?? Nasi telah menjadi bubur (pasrah)

Berita jatuh miskin keluarga Selena sudah cepat menyebar. Keesokan hari di sekolah. Yuki dan Selena berjalan dengan wajah yang murung dan malu. Tiba- tiba Emma dan Ajeng sahabat meraka menyapa…
Ajeng : emm kabar-kabar nya keluarga kalian bangkrut ya??(agak meremehkan)
Yuki : ya jeng..tapi kalian berdua masih mau berteman sama kami kan walaupun kami banagkrut dan jatuh miskin?????(sedih dan mencoba berharap)
Ajeng : emm gimana ya?? Tapi kayaknya gak deh..kita-kita mana level berteman sama orang miskin seperti kalian berdua..hahaha (merasa puas dan sambil mengejek)
Selena : emm.. ma, lo masi mau kan berteman sama kita berdua..lo kan sahabat gue yang bisa ngertiin gue selama ini?????(masih berharap)
Emma : duuhh sorry ya lena..gue paling anti tuh berteman sama orang miskin dan mungkin kita berdua bukan teman yang tepat bagi kalian,,haha (sambil mengejek dan berlalu begitu aja)
(tiba- tiba Yudha dan Rasyad datang dari belakang dan menghalangi jalan Emma dan Ajeng)
Rasyad : koq kalian pada menghina mereka berdua seh?? Kalian kan sahabatnya?? Aturannya kalian menghibur mereka bukan menghina kayak begini??????
Ajeng : eh lo!! Jangan sok ngajarin kita- kita ya..dan asalkan lo tahu kalau mereka bukanlah sahabat kami lagi..NGERTI!!!!!!(sambil melotot)
Yudha : tapi..kalian gak bisa gitu dunk?????
Emma : terserah kami dunk..kami pengen berteman sama siapa yang kami ingini???? Ya gak jeng??
Ajeng : that’s right ma..(sambil menunjukkan jempol kepada Emma dan sambil berlalu begitu aja)
Sedangkan Selena masih sedih dengan prilaku sahabatnya. Yudha berusaha menghibur..
Yudha : sudahlah Lena..mereka itu bukan sahabat yang baik dan relakan aja mereka pergi..(mencoba menyemangatkan selena kembali)
Selena : ya Yud..makasih ya kalian berdua sudah mau membela kami dan kami juga minta maap atas prilaku jelek kami selama ini terhadap kalian.
Rasyad : emm kami dah maapin sejak dulu kuq??(tersenyum)
Yuki : gue juga minta maap ya?? Gue juga banyak salah sama kalian semua (dengan wajah muram)
Yudha : yayaya ki..sekarang kalian jangan pada muram gitu?? Jelek tau..hehehe(sambil menggoda) sekarang kita masuk ke kelas yuk..
Selena dan Yuki : ah..kamu bisa aja..yuk yuk yuk (sambil tersenyum dan senang dapat teman yang sangat baik seperti Yudha dan Rasyad)
Akhirnya mereka masuk ke kelas dan mereka berempat menjadi sahabat yang saling mengerti satu sama lain. Selena dan Yuki juga telah berjanji kepada diri mereka masing- masing kalau mereka tidak akan mengulangi kesalahan mereka yang dulu lagi dan mencoba merubah sifat mereka menjadi orang yang baik dan disenangi sama teman- teman yang lain… THE END
Judul : Jadilah Diri Sendiri 
BABAK I

(ketika semua sudah lengkap, maka narator masuk ke panggung dan mulai bercerita)
Narator : alkisah di sebuah hutan terdapat seorang tukang batu yang pemalas, suka mengeluh dan selalu tidak puas dengan dirinya sendiri.

Tukang Batu : aduh… hari ini aku harus bekerja. Pasti nanti capek sekali. Enakan aq duduk – duduk dulu. (duduk di sebuah batu)

Batu : (bergerak – gerak)wadow … sakit tau ! (Sambil marah-marah).Bau lagi! Kentut ya? (sambil menutup hidung)

Tukang Batu : (Terkejut dan takut) Maaf, dikit. Lho, batu kok bisa ngomong ?

Batu : ini kan Cuma drama

Tukang Batu : O…….

Batu : Awas ! (mengancam dan mengacung – acungkan kepalanya)
(Tukang batu pun ketakutan lalu melihat-lihat sekeliling, mencari tempat untuk bersandar. Kemudian dia melihat  pohon dibelakangnya)

Tukang Batu : kebetulan ada pohon. Bisa bersandar nih!

Pohon : aduuuuuuuuuh.. hati – hati dong, lecet neh.

Tukang Batu : (Terkejut) Lho kok pohon juga bisa ngomong?

Pohon : Wah menghina ya. Aku adalah pohon ajaib. Aku bisa melakukan apa saja. Bahkan aku bisa menyanyi dan menari (menyombongkan diri)

Tukang Batu : masak sih ?
(pertama –tama pohon menyanyi seriosa dan tukang batupun menutup kupingnya karena suara  pohon yang melengking dan jelek. Lalu mulai menari. Setelah selesai, tukang batu hanya bisa terkejut)

Tukang Batu : Wah… pohon yang aneh. (menggeleng-gelengkan kepala sambil pergi meninggalkan pohon itu)

BABAK II

Narator : (ketika narator masuk, semua menjadi patung dengan gaya yang aneh). Lalu datanglah sebuah matahari yang sinarnya sangat panas menyengat.

Tukang Batu : wah….. panas sekali ya! (sambil sesekali mengipasi dirinya. Lalu mengusap keringatnya dengan sapu tanggan nya dan tidak sengaja memerasnya di sebelah batu)

Batu : Wadooooooooooooooooooow ! hei, jangan disini dong tukan batu! Uda keringatnya bau asem lagi. (sambil menutup hidung)

Tukang Batu : (Terkejut) maaf. Eh emangnya batu punya hidung ya?

Batu : idiiiiiiih . sebel deh . ini kan Cuma bo’ong-boongan tau !

Tukang batu : (Pergi menjauh ) Pemarah sekali si batu itu . tapi memang panas sekal. Ini pasti karena si matahari itu.

Matahari : Ha….ha…ha. ya aku yang menyebabkan panas ini.. ha….. ha…ha (Logat batak)

Tukang Batu : (menutup hidung karena bau) wah, enak sekali ya menjadi matahari. Bisa member panas tapi dia sendiri tidak kepanasan.

Matahari : iya dong. Aku gitu loh (sambil bergaya fungky)

Tukang Batu : (berfikir lalau dapat ide). Hmmmmmm matahari, bagaimana kalau kita bertukar tempat saja. Aku menjadi matahari, dan kamu menjadi Tukang Batu. Bagaimana?

Matahari : (Tampak berfikir). Bagaimana ya? Baiklah, tapi ada syaratnya?

Tukang Batu : apa syaratnya? (penasaran)

Matahari : Kau harus member aku sepiring nasi dengan lauknya. Bagaimana? Hahahahaha…

Tukang Batu :  Itu sih gampang.

Matahari : eiiitt tunggu dulu. Sepiring nasi dengan lauk sate,gulai,soto,ayam goring,ayam bakar,ikan gurami,capcai,telor dadar, telor mata sapi yang melirik ke kiri. Ok?

Tukang Batu : haaaa! (terkejut) banyak sekali! Tapi baiklah. Sebentar ya!
(Tukang Batu pulang ke rumahnya untuk mengambil makanan yang di minta matahari, sedangkan matahari sudah lapar dan ingin segera mencicipi masakan tersebut. Tak lama kemudian Tukang Batu masuk sambil membawa masakan yang dijanjikannya)

Tukang Batu : nih !

Matahari : bah! Dimana pila sambal terasinya?

Tukang Batu : sambal terasi?  Tadi kan kamu tidak minta?

Matahari : wah-wah-wah… hei penonton, enak gak klo kita makan tanpa sambal terasi? (Tanya ke penonton). Nah, dengar tidak, semua orang setuju kalau tanpa sambal, makanan kita jadi tidak enak.
(Dengan terpaksa, tukang batu membuat sambal di atas batu)

Batu : Wadooooooooow. Aduh. Kamu lagi, kamu lagi. Seneng pula kau menggangu aku. Liat nih gara-gara kamu…. Kepalaku jadi benzol-benzol. Lho kok aku jadi logat batak juga sih (marah-marah sambil menunjukan kepalanya yang benjol)
Tukang Batu     : maaf…

Batu : Awas  ya!
(Lalu mereka berdua berganti kostum, dan naratorpun masuk)

BABAK III

Narator : akhirnya tukang batu itupun menjadi sebuah matahari. Dan si matahari berubah menjadi seorang tukang batu. Haaa…haa…ha,,

Matahari : Maaf bu. Itu kan ketawa aku. Kok ibu zadi ikut-ikutan ketawa seperti itu.

Narator : (malu) Maaf… (lalu pergi)

Tukang Batu : Asyiiiiiiik! Ahirnya aku menjadi matahari.

Batu : Wadoooow. Jangan dekat-dekat dong! panas sekali! jauh-jauh sana! Awas!
(tukang batupun takut dan menjauh ke arah  pohon)

Pohon : Hei… pergi sana… jangan dekat-dekat. Panas nih. Kalau tidak Ciaatt (berpose silat, meniru gaya hewan : elang menyambar, ular mencaplok, dan harimau mencengkram)

Tuakang Batu : iya……iya. Dasar batu dan pohon-pohon pemarah. Ah sudahlah. Tapi enak sekali menjadi matahari.
(Lalu datanglah sebuah awan hitam, yang terus mengejar matahari dan berdiri di depannya. Tukang batupun jengkel)

Tuakang Batu : Hei…. Awan hitam. Panggungnya kan masih luas. Kenapa sih, selalu ada di depanku?

Awan Hiatm : Hei matahari, kamu tidak tahu siapa aku ya?. Aku ini awan hitam. Sebentar lagi, aku akan menurunkan hujan. Makanya kamu harus sembunyi dulu.

Tukang Batu : O………. Begitu ya?

Awan Hitam : Iya. Masak tidak tau sih
(Tukang batu menggeleng-geleng)

Tukang Batu : (Berfikir) wah enak dong menjadi awan hitam (Berkata dengan dirinya sendiri). Eh awan hitam, mau tukaran tempat tidak. Aku menjadi awan hitam dan kamu menjadi matahari. Bagaimana?
(ketika awan hitam sedang berfikir, tiba-tiba narator datang)

Awan Hitam : Bu narator, kok sudah muncul sih. Kan belum waktunya?

Narator : lho iya ya? Wah bilang dong dari tadi, kalau belum saatnya muncul. Maaf para penonton. Kalian sih, jadi malu nih. (marah-marah sambil menyalakan mereka berdua)

Tukang Batu : bagaimana?

Awan Hitam : Hmmmmmmm…. (mengeleng-geleng smabil berfikir) baiklah, tapi ada syaratnya?

Tukang Batu : (menggeleng-geleng sambil menghela nafas) apa syaratnya ?

Awan Hitam : Mudah… yaitu mobil mewah dan rumah mewah.

Tukang Batu : (terkejut) wah itu sih susah. Eh… tapi tunggu dulu. (Tukang Batu masuk ke dalam. Lalu keluar lagi sambil membawa mobil-mobilan dan rumah-rumahan). Bagaimana  kalau mobil-mobilan dan rumah-rumahan mewah?

Awan Hitam : (terkejut) apa! (mengeleng-geleng) baiklah. Terpaksa!
(lalu mereka bertukar tempat,tiba-tiba datang ibu narator. Semua menjadi patung. Tapi ibu narator lama tidak ngomong-ngomong)

Batu : Bu…. Ibu narator. Kok tidak ngomong-ngomong ya?

Narator : siapa bilang saya mau ngomong. Saya kan Cuma mau nampang doing. (sambil melambai-lambaikan tangan ke penonton)
Semua Personil : Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…..!

Narator : kenapa sih sirik aja. Memangnya tidak boleh. (pergi sambil ngomel-ngomel)

Tukang Batu : asyiiik. Sekarang aku menjadi awan hitam. Aku bisa menutup-nutupi matahari. Oh ya, aku juga bisa membuat hujan yang sanggat lebat. Ha…..ha….ha…
(tiba-tiba matahari yang menjadi tukang batu datang)

Matahari : he..he…  itu kan ketawa aku

Tukang Batu : maaf. Wah sekarang aku mau menurunkan hujan yang sangat lebat. Wuuuuuuuuuuuuus (sambil menendang-nendang tumbuhan kecil. Lalu datang seseorang yang tertarik angin. Trus datang lagi orang berpayung, yang payungnya sampai rusak,menghadap ke atas)

Tukang Batu : asyiiik. Aku berkuasa sekarang.

Tukang Batu : ha………..(tiba-tiba ingat matahari yang marah bila ketawanya ditirukan). Ups. (tiba-tiba tukang batu heran melihat batu yang tidak bergeser sedikitpun). Hai, batu. Kok kamu tidak rusak sedikitpun?

Batu : Hai… awan hitam? Mikir dong! Aku kan Batu. Liat aku sangat kuat. (sambil memamerkan ototnya). Jadi aku tidak akan rusak.

Tukang Batu : o…….. begitu ya. (berfikir). Hmmmm.. ngomong-ngomong batu, mau tidak kita tukaran tempat?

Batu : Apa! (berteriak keras). Kamu fikir aku bodoh ya, bisa kamu suap seperti si matahari dan awan hitam.

Tukang Batu : Ayolah! Apapun syaratnya, aku akan penuhi! (sambil ketakutan)

Batu : tidak! (masih marah dan berteriak) enak saja!

Tukang Batu :Please!

Batu : Tidak

Tukang Batu : He, mau tidak? (marah sambil mencengkeram kerah baju si batu)
(Si batupun ketakutan)

Batu : eh.. iya deh kalau begitu. Jangan marah dong! Gitu saja marah! (merayu si tukang batu). Nih! (menyerahkan kostumnya)

Tukang Batu : sana pergi! Awas ya kembali lagi! (mengancam batu. Batupun ketakutan dan berlari). Asyiiik. Kasihan deh lo si batu,makanya jadi orang jangan galak-galak. Sekarang aku menjadi batu yang perkasa.
(Tak lama kemudian datanglah, si tukang batu yang sebenarnya si matahari)

Matahari : ha…….ha…..ha… bah hari yang sangat cerah untuk memulai pekerjaanku sebagai tukang batu. Kebetulan ada sebuah batu disini.
(matahari mulai memukul-mukulkan palunya)

Tukang Batu : aduuuuuuh. Matahari…… kenapa memukul aku?

Matahari : bah…. macam pula kau ini. Aku kan seorang tukang batu. Zadi pekerjaanku yya memecah batu.

Tukang Batu : O……………. tapi aku mati dong!

Matahari : ya……. Terserah kaulah. Siapa suruh zadi batu. (mulai memukul lagi)

Tukang Batu : Tunggu….! Aku mau jadi tukang batu lagi kalau begitu. Tukeran ya?

Matahari : Tidak mau ! (terus memukul-mukul)

Tukang Batu : tolong…..tolong…..tolong…. ibu narator kemana sih? Bu…. Ibu narator!

Matahari : ha……..ha…….ha
(Lama kemudian ibu narator datang sambil makan)

Tukang Batu : Bu…. Lama sekali sih. Tutup acaranya dong. Saya di pukulin terus nih!tolong!

Narator : (sambil tetap makan) iyaaaaaaa… cerewet amat sih, siapa suruh gak puas jadi diri sendiri.

Rabu, 01 April 2015

 
Kata kata Bijak
 Kata Bijak digunakan untuk menjelaskan suatu taraf kecerdasan yang implikasinya bisa dipadukan dengan norma dan kesopanan. Makadari itu, orang bijak adalah sebutan untuk orang-orang yang dianggap cerdas baik hati maupun fikirannya yang juga sering dijadikan tempat bertanya maupun meminta pendapat. Menelaah filosofi dibalik makna kata bijak, Kata-Kata Bijak adalah kata-kata yang mengandung nasehat tentang berbagai macam hal, baik kehidupan, percintaan, pendidikan, rumah tangga serta hal-hal lainnya yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya ada cetak tebal ataupun buku yang berisi tentang kumpulan kata-kata bijak yang bersumber dari tokoh terkemuka dunia. Tetapi akhir-akhir ini tidak terlalu sulit untuk menemukan kata-kata bijak, karena sudah beredar secara luas di dunia maya.

Untuk meramaikan treand yang sedang digandrungi saat ini, kami sebagai media yang berusaha selalu mengerti kebutuhan pembacanya, menyediakan berbagai macam jenis Kata kata Bijak juga terkadang berperan sebagai motifator tersembunyi bagi seseorang. Kata Kata Bijak tentang kehidupan yang berasal dari berbagai sumber. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak ulasan di bawah ini :
kata bijak...
Kumpulan Kata Kata Bijak 2015
Kata Kata Bijak Update 2015
Nikmatilah hidup selama anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu.
Setinggi apapun ilmu agamamu, kau akan tetap sulit melangkah jika hatimu penuh dengan kerapuhan
IMPIAN memang tidak menjamin kesuksesan , tapi tanpa Impian jangan pernah Mimpi bisa sukses.
Semakin lama kejujuran total tertunda, semakin banyak juga tumpukan beban pikiran, rasa bersalah, serta ketakutan yang menghalangi kita.
Jangan membenci mereka yang mengatakan hal buruk tuk menjatuhkanmu, karena merekalah yang buatmu semakin kuat setiap hari.
Terkadang, kamu berpikir seseorang telah berubah tanpa kamu menyadari hal itu terjadi karena dia mulai bersikap dewasa.
kebesaran seseorang tidak diukur dari kekuatannya, tapi diukur dari bagaimana dia berdiri tegap setiap kali dia terjatuh.
Jadi dirimu sendiri agar ketika seseorang mencintai, kamu tak perlu takut jika dia akan temukan dirimu bukan orang yang ingin dia cintai.
Perasaan yang paling berbahaya adalah iri, karena iri hati melahirkan kebencian dan kebencian akan membunuhmu perlahan.
Tak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya.
Jangan berbahagia atas apa yang kita dapat, tetapi berbahagialah atas apa yang bisa kita bagikan.
Jangan selalu katakan "masih ada waktu" atau "nanti saja". Lakukan segera, gunakan waktumu dengan bijak.
Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, namun jika digunakan dengan baik, sekali saja cukup!
Hidup ini bukan hanya mencari yang terbaik, namun lebih kepada menerima kenyataan bahwa kamu adalah kamu. Jadi dirimu sendiri.
Orang yang bijak adalah yang tahu siapa yang harus dia percaya. Orang yang lebih bijak adalah dia yang selalu bisa dipercaya.
Sadarilah, mengeluh tidak menyelesaikan apapun. Mengeluh hanya akan menambah beban dihati. Berhentilah mengeluh, segera bertindak!
Jangan jadikan kegagalan kemarin sebagai penghambat hari ini. Semangat untuk membuat hari esok lebih baik, melalui hari ini.
Perbuatan adalah cerminan isi hati. Jika hati dipenuhi kebaikan, maka sikap dan tindakan akan baik, pun sebaliknya.
Orang yang malas telah membuang kesempatan yang diberikan Tuhan, padahal Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
Jangan nilai orang dari masa lalunya karena kita semua sudah tidak hidup di sana. Semua orang bisa berubah, biarkan mereka membuktikannya.
Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan bersama, sehingga mampu meningkatkan rasa ikhlas tuk bersyukur atas kesuksesan.
Kadang kamu harus buat keputusan tuk mengalah, atau kamu akan kehilangan dia yang kamu cinta hanya karena kamu keras kepala.
Dalam cinta, ketika ada yang berbeda, jangan mencari siapa yang salah, karena kamu dan dia adalah tim yang sama dengan tujuan yang sama.
Orang yang bisa mengendalikan emosinya adalah pemenang hidup sejati.
Pengalaman bukan apa yang terjadi pada Anda, melainkan apa yang Anda lakukan atas apa yang terjadi pada Anda.
Sebenarnya tantangannya bukan me-manage waktu tapi me-manage diri kita sendiri.
Anda mengetahui apa yang sharusnya tidak dilakukan ketika Anda "gagal". Jadi Anda menciptakan pengetahuan baru dan itu bukan kegagalan.
Lebih mudah melakukan sesuatu dengan benar daripada menjelaskan mengapa Anda tidak melakukannya dengan benar.
Seringkali kamu ragu untuk mengucapkan apa yang ada dihatimu karena kamu tidak yakin dia akan mendengarkanmu.
Segala kegembiraan yang ada di dalam dunia ini datang dari tindakan kita untuk mementingkan orang lain.
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita menyesali apa yang belum kita capai.
Pria, Jika wanita marah, ajaklah dia berbelanja atau ke salon. Niscaya amarahnya langsung hilang.
Meski disakiti berkali-kali, wanita bijak tetap bisa memafkan dan semakin tegar seperti batu karang.
Makanan enak yang ditawarkan ke pria yang sedang marah, akan memedam amarahnya.
Menangis mungkin bukan solusi tapi terkadang dapat menjadi obat penenang.
Wanita bijak seperti angsa diatas air. Anggun namun tetap bekerja. Tetap tegar meski terluka.
Jangan pikirkan kegagalan kemarin, hari ini sudah lain, sukses pasti diraih selama semangat masih menyengat.
Hati yg penuh syukur bukan saja merupakan kebajikan yg terbesar, melainkan merupakan induk dr segala kebajikan yang lain.
Wahai Yang Maha Lembut,manjakanlah hatiku yang sendiri ini, bahagiakanlah aku dalam pernikahan yang penuh cinta, yang mesra, yang setia.
Wahai Yang Maha Cinta, sandingkanlah aku dengan jiwa pilihan-Mu, yang karena kebaikanku - baikkanlah ia, tapi jika ia lebih baik - baikkanlah aku.
Bukan kemiskinan yang merendahkan, tapi hati yang menistai kebaikannya sendiri.

Semoga Kata Kata Bijak di atas bermanfaat untuk siapapun yang membacanya. Dan semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari apa yang baru saja dibaca, karena sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa mengambil hikmah dari apapun yang mereka temui dan menerapkannya untuk kehidupan yang lebih baik.
Puisi Persahabatan
Sahabat adalah harta yang tidak akan bisa dinilai dengan uang, perhiasan dan harta benda lainnya. Karena sahabat adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada sebagian hambanya yang terpilih, hal inilah yang menyebabkan tidak semua orang diberi kesempatan untuk memiliki sahabat yang seiya sekata dan senasib sepenanggungan. Jika anda memang seseorang yang beruntung memiliki sahabat, jagalah sahabat anda, pupuk persahabatan anda agar semakin hangat. Karena dalam persahabatan pastinya akan ada masa dimana anda dan sahabat anda jenuh, marah dan konflik-konflik lainnya. Salah satu cara yang ampuh menjaga persahabatan anda adalah dengan rutin mengingat hari-hari istimewa sahabat anda, seperti hari lahirnya dan hari jadinya dengan pasangan. Dalam memperingati hari istimewa tersebut tidak dibutuhkan kado ataupun hadiah yang mewah dan mahal, mungkin sekedar Puisi Persahabatan pun cukup.

Karena puisi sebenarnya adalah curahan hati kita tentang sahabat, dan pasti sahabat juga akan terenyuh dibuatnya. Apalagi jika puisi persahabatan dibuat sendiri, pasti kesan yang dihasilkan akan lebih dalam. Tapi kalau memang anda tidak terlalu mahir membuat puisi, anda hanya perlu meluangkan sedikit waktu untuk mencari puisi yang cocok di internet. Karena saat ini banyak sekali puisi persahabatan  yang di publis di internet. Untuk itulah, kami sengaja mengumpulkan Puisi Persahabatan, selamat menikmati :

Puisi Persahabatan 2013
Puisi Persahabatan 2015
PERSAHABATAN


sahabat bagaikn tempatku berteduh..
bila diriku terkena air mata dalam kesedihanku,
disanalah diriku bisa berbagi dalam hidupku, yang tak pernah aku dapatkan d’tempat lain…
hanya sahabatlah yang mampu mengerti dan pahami,
apa yang sedang aku alami saat ni..

tanpa sahabat..
bagai jiwa yang terlepas dari ragaku..
membuat ragaku tak mampu bergerak dalam setiap langkahku..
persahabatan ini kan abadi..
meski d’dunia nih tak kan ada yang abadi..
KETIKA SAHABAT MENJADI CINTA

Kebahagian sebuah pertemnan kini
telah berubah menjadi keindahan sebuah kisah cinta. .
yang dulunya bertengkar sekarang menjadi damai akan hadirnya Cinta
dan pernah ada yang menyangka bahwa
Sebuah pertemanan bisa menjadi sebuah percintaan. . .

Dan mungkin semua orang tau,
Bahwa cinta itu berawal dari sebuah pertemanan. .

keindahan sebuah persahabatan lebih indah jika
di tambah dengan sebuah kisah Cinta antara dua makhluk
yang saling mengkasihi. . .
WAKTU YANG KAN MENJAWAB


Masih ingatkah saat kita bersama dahulu
Mengikat tali persahabatan dengan begitu erat..
Yang mungkin tak seorangpun bisa melepasnya.
Untuk memisahkan kita semua.

Namun detik demi detik kian berlalu.
Semua telah hilang di telan zaman.
Bagaikan dedaunan yang terurai tanah.
Yang tak bisa kembali seperti semula.

Saat hati ini teringat pada kalian
Saat itu pula air mata ini keluar menetes
Saat mata ini melihat semua kenangan
Saat itu pula ku ingin bersama kalian

Apakah kita masih mampu bersama..?
Bercanda dan tertawa seperti dahulu lagi.
Namun, apakah itu hanya sebatas angin yang kian berlalu ?
Cuma waktu yang bisa menjawab itu semua.
TENTANG AKU & KAMU, KAWAN


Kawan,
Taukah kamu berapa lama masa yang kita lewati bersama??
Aku tak ingin tau,
Karna kamu selamanya bagiku.....
Bersamamu,
Tangisku kan terurai menjadi tawa
Dukaku kan terpecah menjadi bahagia
Dan airmata yang terlanjur jatuh....
Takan berubah menjadi nestapa
Denganmu,kepenatanku tergilas sirna

Terkadang disatu waktu,
Prasangka pernah menjauhkanmu dariku
Tapi sungguh kawan,
Amarah takkan bisa bertahan lama dikalbuku
Kusadari aku terikat jauh kedalam hatimu

Ingatkah kawan,
Kita pernah duduk bersama
Melukis langit dengan impian
Tentang aku , kamu dan kehidupan......

BINTANG UNTUK SAHABAT

Malam nan suci dan sepi,
menarikku untuk keluar dari rumah.
Kupandangi Langit malam...
Ternyata bertaburkan Bintang yang tak terhitung jumlahnya.

Andaikan ku seorang Bidadari,
Kan kubawa diriku dan sahabatku untuk menari diatas sana.

Kuraih sebuah Bintang terindah,
dan kupersembahkan untuk sahabatku yang selalu menemaniku.

Jumat, 11 MEI 2012
MENANGISLAH SOBAT..

Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair

Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan..
Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu

Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.
BAHASA LANGIT

Gumpalan awan di langit biru
Bercerita kisah kita
Saat deras hujan bagai air mata
Dan cerah mentari jadi wajah kita

Warna pelangi di langit biru
Hanya jadi saksi bisu
Saksi kisah perjalananku denganmu
Saat perbedaan jadi keindahan

Langit pun berbahasa
Dan bersenandung ria
Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku
Oh Sahabat…

Langit pun berbahasa
Tanda bersuka cita
Sambut esok dimana kita kan slalu bersama
Selamanya…

Dan dengarlah, dengarlah slalu
Itulah semua tentang kita,
cerita bahasa langit…
SAHABAT TERBAIKKU

Sahabat ...
di saat kita nikmati kebersamaan banyak hal yang terlewat kan begitu saja
keceriaan, canda dan tawa semuanya mengalir begitu saja
waktu yang tersisah seolah tak mampu menampung nya dan waktu yang sangatlah singkat membuat ku teringat kepada mu sahabat ..

Semua kenangan - kenangan itu tak terasa ,pergi meninggalkan segala kegembiraan
serta canda dan tawa mu satu persatu hilang sekejap mata
ada beribu senyum saat terlintas memory yang dulu kala

Sahabat ...
semua yang pernah kita jalani hari demi hari , waktu demi waktu telah kita lalui semuanya.

Banyak hal yg pernah terjadi karena itulah jalan hidup yang kita miliki
kadang benci, kesal ,dan kecewa serta rasa senang dan sayang
sungguh luar biasa , apa yang telah kita lalui bersama ..

Ya Tuhan ...
jagalah dan lindungilah
sahabat-sahabat ku
karena mereka adalah sahabat terbaiku selamanya

# MY BEST FRIEND FOREVER


PAGE  1  -   2  -  Selanjutnya.....
Dalam persahabatan kitapasti akan dihadapkan pada masa-masa sulit dimana terkadang kata-kata tidak akan sanggup memperbaikinya, dan apabila saat itu datang yang perlu anda lakukan adalah bersabar dan introspeksi diri. Semoga puisi puisi persahabatn di atas bisa menjadi sebuah inspirasi maupun motivasi bagi anda yang mempunyai sebuah sahabat.

Kamis, 12 Maret 2015

Gadis Modern 

 karya Adlin Affandi merupakan salah satu drama dari antologi drama Indonesia 1931-1945 jilid 2. Naskah drama ini sangat menarik untuk dikaji karena mengandung nilai-nilai percintaan yang memandang kasta. Drama ini secara langsung maupun tidak langsung menggambarkan pola pikir gadis modern atau gadis kota yang materialistik. Jadi Adlin Affandi ketika membuat drama ini sudah berpikir kedepan atau sedikit lebih maju mengenai kriteria gadis modern  pada era yang akan datang. Padahal naskah drama ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1941 yang pada era tersebut mungkin para gadis masih mempunyai sikap penurut, jujur, tawadhu’, dan tidak memperioritaskan uang.
Disamping itu drama ini juga mengandung nilai-nilai kegigihan dari seorang lelaki dalam memepertahankan cintanya yang tulus dan sangat memegang komitmen. Hal yang menarik lainnya dari drama “Gadis Modern” adalah adanya sistem kasta yang sangat mendominasi jalannya cerita. Perbedaan antara juragan dan buruh terlihat sangat kontras dan dianggap sangat vital sehingga mempengaruhi cara sikap, pola pikir, karakter, perilaku dalam kehidupan para tokoh sehari-hari.
Pada umumnya teks drama pasti terdapat unsur-unsur yang tidak bisa dipisahkan dalam drama, yaitu tekstur dan struktur drama. Latar atau setting merupakan salah satu dari struktur drama. Latar drama pada dasarnya harus terdiri dari aspek waktu, aspek tempat, dan aspek suasana. Panuti Sudjiman mengatakan bahawa latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana (1992: 46). Sumardjo dan Saini K.M. (1997: 76) mendefinisikan latar bukan bukan hanya menunjuk tempat, atau waktu tertentu, tetapi juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai pada pemikiran rakyatnya, kegiatannya dan lain sebagainya. Namun dalam drama “Gadis Modern” ini aspek tempat hanya berdomisili pada ruang domestik atau ruang pribadi, sedangkan aspek waktu sudah teridentifikasi, meskipun tidak detil dan aspek suasana dapat ditangkap melalui dialog-dialog antar tokoh.
Adlin Affandi merupakan penulis naskah yang cerdik karena mampu menyajikan kisah cerita yang tanpa disadari mempunyai makna dalam dan serius dengan bahasa yang ringan dan sederhana. Drama “Gadis Modern” lebih tepat diklasifikasikan dalam drama komedi ringan, mengingat kisah drama tersebut mengenai “pertukaran posisi antara majikan dan buruhnya dalam sebuah percintaan”. Jadi penulis naskah menampilkan tema yang sedikit berbeda dengan tema-tema umum pada waktu itu.
Sesuai judul artikel ini yaitu “Penyajian Setting & Dominasi Aspek Ruang Domestik Dalam Cinta Berkasta “Gadis Modern”, maka penulis mengungkapkan definisi dari masing-masing kata berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata “penyajian” adalah cara menampilkan atau menyuguhkan sesuatu. Kata “dominasi” memiliki arti penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah. Kata “domestik” bermakna mengenai (bersifat) rumah tangga. Kata “kasta” yaitu golongan (tingkat atau derajat) manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan kata “modern” bermakna sikap, cara berpikir dan cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman (terbaru).
Dari permasalahan di atas, penulis mengkaji struktur drama dengan menitikberatkan kajian pada setting atau latar dengan cara menggali lebih jauh mengenai penyajian aspek tempat, aspek waktu, dan aspek suasana oleh penulis naskah yang tegambar dalam drama “Gadis Modern” karya Adlin Affandi serta menarik makna dari aspek ruang domestik yang mendominasi latar tempat cerita tersebut.
**
Drama karya Adlin Affandi ini terdiri dari tiga babak. Babak pertama menceritakan tentang keadaan di dalam kantor pribadi Tuan Salim, si penanam getah. Di dalam kantor tersebut terdapat Tuan Salim dan Rustam anaknya yang sedang berbicara mengenai perkebunan getahnya, termasuk kuli-kulinya. Kemudian Tuan Salim mulai menyangkut-nyangkut tentang Engku Sastra, Ruslan anak tertua Tuan Salim akan disuruh ayahnya untuk mengantarkan kupon ke Medan, ke rumah Engku Sastra. Rupanya Tuan Salim mempunyai maksud lain di balik pengantaran kupon itu. Ruslan ingin dijodohkan ayahnya dengan Marriana, anak teman Tuan Salim, Engku Sastra. Kemudian Ruslan masuk di ruangan itu melihat adiknya, Rustam termenung, si Rustam pun menceritakan perintah ayahnya yang mengutus keduanya ke Medan untuk bertemu dengan Marriana. Tuan Salim tak lama kemudian masuk dan menyuruh Rustam keluar. Tuan Salim pun sedikit berdebat dengan Ruslan mengenai pengantaran kupon tersebut, namun ia tidak mau kalah. Ruslan mengatakan bahwa ia sebenarnya sudah bertunangan dengan Ijah, anak mandornya. Sang ayah marah besar, karena ia tak sudih melihat Ruslan dengan si Ijah yang hanya anak mandor, bawahannya sendiri. Ruslan dan Rustam tidak kehilangan akal, mereka berencana mengutus kuli-kulinya ke rumah Engku Sastra, yaitu Basiran dan Ardi untuk melakukan penyamaran sebagai diri mereka. Kuli-kuli tersebut dipaksa mereka, dan akhirnya setuju. Basiran dan Ardi pun diajari tata cara berperilaku, berkata-kata yang baik dan make-over dengan pakaian yang bagus.
Babak kedua memperlihatkan kondisi beranda rumah Engku Sastra dengan perkakas yang begitu modern. Kemudian tampak Marriana, si gadis modern duduk di kursi, dan masuklah Burhan, lelaki yang mencintai Anna. Burhan menyinggung soal perjodohan Marriana dengan Ruslan, Burhan nampaknya cemburu. Anna setuju dijodohkan dengan Ruslan karena hartanya, kekayaannya, kesenangan dan kemewahannya, bukan atas dasar cinta. Burhan berusaha meyakinkan Anna bahwa kebahagiaan itu atas dasar cinta, bukan uang. Tapi Anna rupanya gadis modern yang materialistik, semuanya ia pandang hanya dari segi uang. Engku Sastra pun pulang ke rumah dan menceritakan ke Anna bahwasanya Rustam dan Ruslan akan datang hari ini. Anna sangat antusias menyambutnya. Tak lama kemudian datanglah Basiran yang menyamar sebagai Rustam, dan Ardi sebagai Ruslan ke rumah itu. Keduanya disambut hangat oleh Anna dan ayahnya. Ardi merasakan sesuatu yang berbeda ketika bersalaman dengan Anna, ia terkagum dengan kemolekan Anna, sang gadis kota. Anna dan Ardi berbicara empat mata mengenai perjodohan mereka. Ardi tidak keberatan dengan hal itu, apalagi Anna, Ardi mengutarakan keadaan rumah dan gajinya yang rendah, tapi Anna berusaha menggombal, ia seakan-akan mau menerimanya asalkan menikah dengan Ruslan. Anna memang bermuka dua, satu sisi ia sangat materialis, tapi disisi lain ia berpura-pura memandang sesuatu berdasarkan cinta, bukan harta. Basiran pun mengajak Ardi lekas-lekas pulang.
Dalam babak terakhir terlihat suasana kantor Tuan Salim seperti babak pertama. Rustam menawarkan Ardi kepada ayahnya untuk menjadi asisten pribadi Ruslan. Tuan Salim pun menyutujuinya karena Ardi adalah kuli yang bisa baca-tulis. Ardi pun datang di kantor dengan pakaian bagus atas suruhan Rustam. Lalu datanglah Engku Sastra dengan putrinya. Anna pun menyapa Ardi yang dianggapnya Ruslan yang kebetulan berada di kantor. Ruslan tampak kebingungan. Akhirnya mereka disambut Ardi yang sedikit kuatir. Ardi menyuruh Ruslan dan Rustam yang seolah-olah keraninya keluar kantor. Kemudian masuklah Tuan Salim ke kantor, dan penyaraman pun sedikit demi sedikit terkuak. Akhirnya Ruslan yang asli pun diperkenalkan oleh ayahnya kepada Engku dan Anna sehingga suasana menjadi membingungkan. Anna mengetahui bahwa yang selama ini yang diharapkan tak lebih seorang bawahan. Anna pun mengingkari apa yang ia katakan dulu, ia tidak sudih dengan kuli. Tuan Salim disadarkan oleh Rustam bahwa selama ini Anna tidak tulus dengan Ruslan, karena hanya cinta pada hartanya. Ia membatalkan perjodohan dan Engku beserta putrinya marah dan merasa dipermalukan, akhirnya mereka kembali ke Medan. Ruslan berterima kasih pada adiknya dan Ardi, serta kembali ke pelukan Ijah.

Penyajian Setting (Latar) dalam Drama “Gadis Modern” Karya Adlin Affandi
Dalam sebuah karya sastra, setting cerita merupakan salah satu unsur penting yang ada dalam drama. Setting cerita merupakan tempat kejadian cerita atau latar cerita tidak berdiri sendiri, berhubungan dengan waktu dan ruang (Waluyo, 2002: 23). Dalam drama unsur ini sangatlah penting, selain sebagai bentuk penyimbolan terhadap sesuatu, latar cerita juga berfungsi sebagai penanda waktu (dapat berupa tanggal, tahun, bulan, pagi, siang, sore, malam), dan untuk memberikan kesan dramatis terhadap suatu peristiwa yang terjadi dalam cerita drama tersebut.
Adapun aspek ruang dalam drama “Gadis Modern” tergambar jelas pada narasi awal tiap babak, pada babak pertama :
Panggung merupakan kantor Tuan Salim. Perabot: di tengah sebuah meja, empat kursi, dan di tepi sedikit sebuah meja dengan buku-buku dan sebuah kursi; di dinding tergantung sebuah kalender dan sebuah sangkutan kopi.
Ketika layar diangkat, Salim masuk dari pintu bertongkat, sambil menyapu keringatnya. Dia duduk dikursi tengah, mengambil serutu dari kantungnya, lalu merokok. (Antologi drama jilid 2 hlm 119)
Adapun latar tempat pada babak kedua sebagi berikut :
Panggung merupakan beranda muka rumah Tuan Sastra. Perkakas diatur secara modern : di tengah 4 buah kursi yang berbantal, 1 buah meja, di sudut sebelah kiri dipan, lengkap dengan bantalnya, di sudut sebelah kanan lemari buku.
Waktu layar diangkat tampak Marriana, berpakaian secara modern dengan tangan kanannya dipegangnya sebuah tas tangan. Dia berjalan mondar-mandir sambil melihat sesekali ke jalan besar. Dia duduk di kursi, tetapi gelisah dan berdiri kembali. Pergi membuka lemari buku, dipegangnya sebuah buku, tetapi ditutupnya kembali lemari itu. (Antologi drama jilid 2 hlm 127)
Dan berikut adalah latar tempat pada babak terakhir :
Panggung dan perabot seperti babak pertama. Waktu layar diangkat tampak Ruslan menulis dengan tenang. Dia cuma memakai kemeja saja. Tak lama masuk Rustam dengan gembira. (Antologi drama 2 hlm 136)
Adlin Affandi menyajikan aspek tempat tersebut dalam ketiga babak hanya melalui narasi awal, karena semua peristiwa dalam drama hanya berlangsung dalam kedua ruang domestik tersebut, yaitu kantor Tuan Salim dan beranda rumah Engku Sastra. Jadi pengarang tidak perlu menjelaskan latar tempat  lagi di tengah atau akhir babak, karena drama ini hanya berkisar dan terfokus pada satu ruang domestik di tiap-tiap babak. Penyajian latar tempat hanya pada narasi dimungkinkan agar pembaca bisa mengetahui secara langsung di awal mengenai tempat cerita tersebut dilakukan, pembaca juga bisa lebih mudah dalam memahami cerita dengan adanya penyajian aspek tempat hanya pada narasi awal karena tempat peristiwa tidak mungkin melebar, serta dimungkinkan agar pembaca atau penonton selanjutnya bisa terfokus pada struktur dan tekstur drama yang lain sehingga benar-benar paham akan jalannya cerita dan menangkap nilai-nilai yang terkandung pada drama.
Dan pada hakikatnya drama “Gadis Modern” ini ditulis untuk dipentaskan, hal ini terbukti bahwa pengarang selalu menggunakan kalimat /pada waktu layar diangkat/ yang terdapat pada narasi sehingga mengindikasikan bahwa drama ini setting utamanya pasti di panggung pertunjukan. Namun dalam layar tersebut pengarang menyajikan settingan suatu tempat pribadi yang sangat detail gambaran kondisinya. Jadi pengarang sengaja hanya menfokuskan dua latar tempat jalannya cerita pada drama tersebut karena satu latar tempat pada tiap babak sudah mampu mewakili dan membawa jalannya cerita mulai dari pengantar hingga pada konflik yang timbul dan berakhir pada penyelesaian.
Latar waktu adalah waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan babak itu terjadi, (Santosa, 2008). Latar waktu biasanya ditandai oleh menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, pagi, siang, malam, dan lain-lain, tetapi kadang pengarang hanya memberi rambu-rambu terjadinya peristiwa. Aspek waktu dalam latar dibagi menjadi dua.
Pertama, fable time (waktu cerita) yaitu waktu yang sebenarnya terjadi ketika cerita itu benar-benar dilakukan. Jadi waktu cerita pasti terjadi sebelum drama tersebut dibuat, bisa terjadi beberapa bulan atau tahun yang lalu. Waktu cerita selalu lebih lama dibanding waktu penceritaan. Dalam drama “Gadis Modern” pada babak pertama terdapat percakapan antara Salim dan Rustam,
Rustam : (Melihat arloji tangannya, berkata kepada dirinya sendiri) Sudah pukul 10, tempo untuk berhenti sebentar. (Mendekati ayahnya) Alangkah panasnya hari ini yah! Boleh jadi turun hujan malam ini .........
Salim : (melihat Rustam dengan tenang) Kau mau kemana sepagi ini? Kemana kau tadi? (Antologi drama jilid 2 hlm 119)

Selanjutnya terdapat pada percakapan berikut ini :

Salim : Cuma 4 hektar saja. Besok sudah datang bibit baru dari kantor Landbow. Sebab itu ayah mau, supaya kebun yang baru itu lekas siap . kalau kuli-kuli itu bekerja dengan baik, barangkali dalam tempo 2 minggu lagi, akan dapat kita mulai bertanam. Mengapa si Ruslan belum juga pulang sampai begini hari? Ke mana dia? Lihatlah (pergi ke meja tulis) buku-bukunya masih terbuka juga.
Rustam : (Berdiri) Dia pergi tadi ke Siboga. Boleh jadi senbentar lagi dia kembali. (melihat ke kalender) Ayah, besok hari minggu, hari vrij. Bolehkah saya pakai motor itu? Saya hendak ke Siboga bersama dengan abang. (Antologi drama jilid 2 hlm 119)

Adapun pada babak kedua terdapat percakapan antar Basiran dan Ardi.

Anna : apa Yah? Si Ruslan akan datang? Pukul berapa datangnya?
Sastra : Ya, mereka akan datang. Si Ruslan dan si Rustam akan datang pagi ini juga .......(Antologi drama jilid 2 hlm 129)
..........
Basiran : kau betul-betul keledai. Semalam sudah diajari si Ruslan dan si Rustam dua jam lamanya. Turut saja apa yang dikatakan mereka. Habis perkara!
Ardi : Hampir-hampir lupa aku yang diajarkan mereka semalam ........(Antologi drama jilid 2 hlm 132)
Pada babak terakhir aspek waktu sedikit bisa terdeteksi melalui percakapan berikut :
Sastra : betul itu Anna. Patutlah tertarik betul hatiku hendak kemari. Rupanya Engku Salim di dalam sakit sudah berapa lamakah sakitnya?
Ardi : baru semalam.(antologi drama jilid 2 hlm 141)
Dari cuplikan percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa latar waktu dalam drama “Gadis Modern” babak pertama adalah pagi hari pada hari sabtu. Pada babak kedua juga digambarkan pada pagi hari. Adapun pada babak ketiga tidak dinyatakan secara jelas, namun pembaca dapat menebak bahwa kejadian tersebut terjadi antara pagi atau siang hari. Pengarang tidak menuliskan latar waktu secara langsung dan detil seperti pada latar tempat, akan tetapi pengarang menyajikan latar waktu melalui dialog-dialog antar tokoh dan memberi kesempatan pembaca untuk menyimpulkannya. Pengarang tidak memberi indikasi latar waktu secara detil dimungkinkan karena latar waktu dalam drama ini dianggap tidak berperan penting dalam keberhasilan jalannya cerita dan agar sutradara mampu mengeksplorasi lebih lanjut mengenai waktu cerita dalam pementasan drama “Gadis Modern” sehingga drama ini bisa fleksibel dan tidak terpaku pada satu pementasan yaitu ketika drama ini diterbitkan, pada tahun 1941-an tetapi juga dapat dipertujukkan pada tahun-tahun berikutnya.
Kedua, narrative time (waktu penceritaan) yaitu waktu yang terjadi ketika cerita itu dibuat oleh pengarang. Jadi waktu cerita terjadi ketika peristiwa yang sebenarnya sudah dilakukan. Oleh karena itu bisa jadi cerita yang terjadi selama bertahun-tahun disampaikan hanya dalam beberapa jam. Dalam drama tersebut tidak disinggung sama sekali mengenai waktu penceritaan yang dilakukan oleh pengarang cerita, hanya disebutkan waktu cerita dan itupun tidak secara langsung dan detil.
Selanjutnya adalah aspek suasana. Drama “Gadis Modern” memiliki latar suasana yang cukup jelas disajikan melalui dialog dan teks samping. Suasana yang muncul dalam drama “Gadis Modern” antara lain adalah heran, marah, tegang, hormat dan segan, menggebu-gebu, bingung, romantis, dan penyesalan. Karena drama ini berjenis komedi ringan maka suasana dibuat ringan antara lucu atau kocak dan serius dan sedemikian rupa memancing emosi penonton maupun pembaca naskah drama karena di balik humor tersebut terdapat makna sangat berharga yang ditawarkan oleh pengarang.
Berikut adalah penyajihan aspek suasana melalui teks samping naskah.
Rustam : (Heran) Haa. Apa? Abang hendak ke Medan? Tentu dia tidak mau ke rumah om Sastra. Bukankah biasanya kupon itu dikirim saja dengan pos? Ayah ada-ada saja. (hlm. 120)
..........
Basiran : jangan main-main Tuan, mana mau Tuan membawa kami ke Medan.
Rustam : saya tak mau main-main dan berbohong.
(Basiran dan Ardi tercengang). (hlm. 125)
..........
Salim : (Marah) Hari-hari mengobrol saja. Bukankah kau sudah minum kopi Rustam? ..... (hlm. 137)
.........
Basiran : getah ini sudah cukup bagus untuk dibawa Tuan besar ke pabrik.
Salim : apa katamu? Aku mesti membawa getah ini ke pabrik? Kau sudah berani kurang ajar padaku?
            (Basiran takut, mundur dua langkah).
Rustam : bukan Ayah, tetapi dia yang mesti membawanya.
Salim : (Bertambah marah) Aku bukan bicara kepadamu, tetapi kepada si Basiran ....... (hlm. 137)
...........
Sastra : (Heran) Si Basiran... kapankah dia bernama si Basiran? Bukankah itu si Rustam ......
Basiran : (Pura-pura bodoh) Apa? (hlm. 140)
............
Salim : seumur hidup saya belum lagi pernah saya mendapat penyakit yang menular. Penyakit apa katanya?
Satra : (Gugup) Katanya, Engku mendapat penyakit gila. (hlm. 143)
...........
Salim : ya, tapi.. (Marah) Mengapa kamu berdua berani memperolok-olokkan ayahmu, Engku Satra, dan  Anna?
Rustam : untuk memperlihatkan apa artinya cinta bagi Anna. Lihat ........
Anna : (Marah) bnar-benar rumah gila disini! Ayoh, ayah mari pergi lekas supaya jangan ketularan.
Sastra : macam apa ini Engku Salim? Engku benar-benar gila mau dipermainkan anak Engku. Engku membiarkan kami dipermalukan seperti ini betul-betul anak gila, bapak gila disini saya lihat.
Salim : Ya.... (Sekonyong-konyong geram menghentakkan tongkatnya) Gila boleh jadi, tapi bukan gila harta. ......... (hlm. 145)

Penyajian aspek suasana melalui teks samping oleh pengarang mempunyai beberapa kelebihan yaitu pertama, pembaca dapat mengetahui secara langsung suasana hati dan perasaan tokoh. Kedua, pihak sutradara atau pemeran cerita dapat mengetahui secara langsung ekspresi atau nada bicara yang akan ditampilkan dalam pertunjukkan karena terkadang bahasa tulisan yang dimaksud pengarang tidak sesuai dengan bahasa lisan yang dituturkan para pemain sehingga terjadi kesalahan presepsi. Oleh sebab itu pengarang banyak menggunakan teks samping untuk membantu menghidupkan suasana.
Selanjutnya penyajihan aspek suasana melalui dialog antar tokoh sebagai berikut :
Rustam : hmm, dari tadi sudah kuterka, akan kesitu jadinya. Kalau abang nanti dipertunangkan dengan si Anna, bagaimana dengan si Ijah? Abang sudah bertunanga dengan Ijah anak mandur kita.
Ruslan :  (Berdiri) aku akan dikawinkan dengan si Anna? Tidak! Aku membantah! Aku tidak mau. (hlm. 121)
“Tergambar suasana marah dari tokoh Ruslan”.
..........
Ruslan : (marah) Aku, aku kau katakan penakut? Segala perbuatan akan kuperbuat, jika atas nama Ijah yang kucintai itu, walaupun jiwaku akan melayang.
Rustam : Bravo! Kalau si Ijah mendengar ini, tentu akan merah padam warna mukanya. Tentu dia akan bersuka ria dan berlebih-lebihan kasih sayangnya kepada abang. (hlm. 124)
“Tergambar suasana romantisme dan kesetiaan dari tokoh Ruslan kepada si Ijah, dan suasana yang menggebu-gebu mensupport Ruslan dari tokoh Rustam”.
.........
Anna : ............... Ayah lihat pakaian saya yang begini sudah cukupkah bagusnya untuk menerima si Ruslan? Perlukah saya bertukar pakaian?
Sastra : bukan pakaian yang ayah katakan, tetapi membersihkan perkakas rumah kita. (memebetulkan kain meja)
Anna : pakaian saya nanti kotor! Saya tidak mau! Ibu saja Ayah suruh! (Membetulkan sanggulnya) Ayah, bagaimanakah rupa si Ruslan sekarang? Cantikkah di? Aksikah dia? (hlm. 129)
“Tergambar suasana gembira, penasaran, dan agak nervous dari tokoh Anna ketika akan bertemu si Ruslan”.
.........
Ardi : perasaanku sewaktu memasuki rumah ini amat berlainan dari biasanya. Tidakkah kau lihat tadi bagaimana encik itu melihat aku? Tak pernah aku berjumpa dengan anak perempuan seperti dia.
Basiran : nah ada susahnya, tentu ada pula senangnya.
Ardi : sewaktu encik itu memegang tanganku, seperti aku tidak ada lagi di dunia ini.
Basiran : bukan kau saja, akupun juga.
Ardi : Tertarik hatiku melihat dia ....... (hlm. 132)
“Tergambar suasana kagum, jatuh cinta, dan kasmaran dari tokoh Ardi kepada Anna”.
...........
Anna : tak usah di dalam pondok, walaupun beratapkan langit, berlantaikan bumi, aku takkan merasa keberatan. Aku tidak mengharap tinggal di istana yang indah, dalam rumah yang besar.
Ardi : dan gajiku Cuma tiga puluh-lima sen sehari. Maklumlah encik.
Anna : walaupun kau tidak bekerja, tidak berpendapatan satu sen pun, aku masih tetap setia kepadamu. Aku tidak akan suka hidup berlebih-lebihan seperti orang lain.
Ardi : apa yang kau katakan ini memang sebenarnya. Kau nanti menyesal. (hlm. 133)
“Tergambar suasana tenang, tentram dan terlarut dalam keromantisan antara tokoh Anna dan Ardi (yang menyamar jadi Ruslan)”
...........
Sastra : ah, ya, hendaknya kita datang ke sana jangan ditentukan harinya. Kita datang tiba-tiba saja. Dengan jalan begitu mereka tidak usah bersusah payah menyediakan ini itu.
Ardi : Haaaaaa.. pening kepalaku rasany. (Memegang kepalanya) Om bermaksud datang tiba-tiba. Apa yang akan kuperbuat? (hlm. 135-136)
“Tergambar suasana terkejut atau shock dari tokoh Ardi)
...........
Salim : saya tidak menyangka Engku Satra dan Marianna akan seperti itu. Macam-macam! Aku dikatakannya gila.
Rustam : saya sudah menolong Abang dari bahaya besar, dari pelukan gadis yang main modern. .....
Ruslan : ....... terima kasih, Rustam. Si Ijah pun berterima kasih juga.
Ardi : harap Tuan jangan lupa kepada saya. (hlm. 145)
“Tergambar suasana penyesalan dari tokoh Salim, suasana gembira dan lega dari tokoh lainnya”

Penyajian aspek suasana melalui tekstur dialog oleh pengarang disajikan secara tersirat. Namun pengarang sudah pasti memilah dan memilih dialog-dialog yang mampu dicerna dan dibayangkan suasananya oleh pembaca, jadi suasana tersebut secara serta-merta ditimbulkan implisit dalam dialog sehingga nada dan suasana yang dialami oleh tokoh bisa terbaca meskipun pengarang tidak memberikan penjelasan atau keterangan suasana secara eksplisit. Dan penyajian aspek suasana dalam dialog juga mampu mengasah tingkat sensitivitas pemain drama untuk melakukan improvisasi dalam intonasi, jeda, nada, dan lain-lain ketika acting. Jadi pengarang naskah sudah cerdik dalam menulis naskahnya, karena disamping menyuguhkan aspek suasana melalui teks samping yang otomatis suasana tersebut telah tergambar jelas dan terpaku pada intuisi pengarang, namun pengarang juga menyuguhkannya dalam bentuk dialog yang nota bene memberi kebebasan bagi pemeran atau pembaca dalam membayangkan dan mengeksplorasi kemampuan pemahamannya yang secara tidak sadari sudah dikontrol dan dibatasi dengan pemilihan kalimat dan diksi oleh pengarang naskah.

Pemaknaan Dominasi Aspek Ruang Domestik dalam Drama “Gadis Modern”
            Pada analisis latar tempat di atas dan berdasarkan narasi ketiga babak pada naskah drama “Gadis Modern” karya Adlin Affandi dalam antologi drama Indonesia jilid 2 (1931-1945) sudah teridentifikasi bahwa keseluruhan latar tempat dalam drama ini adalah dalam ruang domestik atau ruang personal. Hal ini terbukti pada narasi awal babak pertama menunjukkan bahwa latar tempat adalah kantor pribadi Tuan salim, babak kedua menunjukkan latar tempat terjadi di beranda muka rumah Engku Sastra, dan pada babak ketiga latar tempat kembali di kantor Tuan Salim. Hal ini sengaja dibuat sedemikian oleh pengarang agar pembaca dan penonton terfokus pada satu ruang saja di tiap babak. Disamping itu pengarang lebih memilih ruang-ruang domestik atau ruang pribadi sebagai latar tempat yang mendominasi drama ini dimungkinkan agar pembicaraan, sikap, dan perilaku hanya boleh terjadi dan dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, artinya ruang-ruang tersebut hanya bisa dimasuki oleh golongan tertentu, tidak sembarang orang bisa memasukinya. Dalam ruang domestik tersebut, pengarang juga memberi banyak aturan dan batasan untuk masuk dan berada dalam ruangan itu. Sesuai dengan nuansa drama ini yang mengenal adanya kasta dan dalam drama ini kasta membawa pengaruh yang sangat besar dalam berperilaku dan berbicara. Seperti dalam cuplikan dialog berikut ini :
(Basiran seorang kuli, membawa kaleng tempat getah di tangannya masuk dengan hormatnya, menghadapi mereka)
Basiran : (sambil berjongkok menghadap Rustam) Tuan muda, coba Tuan lihat getah ini, sudah cukup baiknya untuk dibawa ke pabrik? (hlm. 123)
..........
(Ardi dan Basiran masuk dan berjongkok)
Rustam : Tidak! Jangan disitu, duduk di mari, di kursi ini. (menunjuk dua kursi tapi Ardi dan Basiran berjongkok juga).
Rustam : Berdiri dan duduk di kursi ini. Ayoh.
(Ardi dan Basiran berdiri perlahan-lahan dan menghampiri kursi yang ditunjukkan oleh Rustam)
Basiran : Biarkanlah kami berdiri saja. Tidak biasa kami duduk di kursi. (hlm. 124)

Dari cuplikan dialog dan teks samping diatas sudah jelas bahwa jikalau ingin memasuki ruang pribadi atau ruang majikan haruslah orang-orang yang memiliki kasta dan derajat yang sama dengan majikan. Namun jika ada orang yang berkasta rendah ingin masuk ruangan personal tersebut, maka dalam memasukinya harus menerapkan aturan-aturan seperti : berjalan sambil jongkok, duduk di bawah, dan cara bicara dan berperilakunya harus sopan dan halus. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengarang sengaja mendominasikan ruang domestik sebagai latar tempat karena membatasi percakapan dan golongan yang masuk dalam ruang itu dan pengarang masih menerapkan adanya sistem kasta yang berpengaruh besar di segala aspek kehidupan tokoh dalam drama tersebut.

***
Berdasarkan analisis naskah drama “Gadis Modern” karya Adlin Affandi dapat disimpulkan bahwa drama yang berjenis komedi ringan tersebut mempunyai keunikan dalam segi aspek ruang, karena keseluruhan latar dalam drama ini didominasi oleh ruang-ruang domestik yang tergambar pada narasi awal di tiap-tiap babak. Hal ini dilakukan pengarang karena pengarang sengaja membatasi melebarnya pembicaraan, perilaku atau sikap, dan lain-lain serta membatasi orang-orang yang masuk dan berada pada ruang personal tersebut, sehingga tidak sembarang orang boleh memasukinya dan tidak sembarang pembahasan serta sikap boleh terjadi atau dibicarakan dalam ruang tersebut.
Adapun penyajian struktur latar atau setting oleh pengarang dalam drama “Gadis Modern” terfokus melalui tekstur drama yaitu, narasi, dialog, dan teks samping. Aspek tempat hanya digambarkan pada narasi awal naskah drama agar pembaca bisa mengetahui secara langsung tempat cerita tersebut dilakukan, pembaca juga bisa lebih mudah dalam memahami cerita dengan adanya penyajian aspek tempat hanya pada narasi awal karena tempat peristiwa tidak mungkin melebar. Latar waktu dalam drama ini tergambar dalam dialog antar tokoh, namun kurang begitu jelas dan detil. Hal ini dimungkinkan karena latar waktu dalam drama ini dianggap tidak berperan penting dalam keberhasilan jalannya cerita dan agar sutradara mampu mengeksplorasi lebih lanjut mengenai waktu cerita dalam pementasan drama “Gadis Modern” sehingga waktu drama ini bersifat fleksibel. Sedangkan latar suasana disajikan melalui dialog dan teks samping. Secara general, Penyajian suasana melalui teks samping agar pembaca dapat mengetahui secara langsung suasana hati dan perasaan tokoh sehingga terjadi kesalahan presepsi. Dan penyajihan melalui dialog mampu mengasah tingkat sensitivitas pembaca dan pemain drama untuk melakukan improvisasi dalam intonasi, jeda, nada, dan lain-lain.
Drama bukan hanya sekedar bacaan yang bersifat menghibur, akan tetapi di dalamnya juga mengandung nilai-nilai positif yang dapat mendidik dan menambah wawasan pembaca. Oleh karena itu penulis berharap masyarakat pembaca tidak hanya sekedar membaca ringan tetapi juga mampu menyelami makna-makna yang terkandung di dalam naskah drama, bahkan akan lebih baik pula apabila pembaca lebih teliti dan kritis dalam membaca drama, yaitu mengidentifikasi tekstur dan struktur serta permasalahan yang ada pada unsur-unsur tersebut, serta mampu menarik makna dan nilai-nilai dari keunikan struktur drama.