Minggu, 07 September 2014

TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK

 


Karya Ahmad Tohari, pujangga legendaris asli Banyumas. Merupakan sebuah karya sastra trilogi; Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus di Dini Hari (1984), dan Jentera Bianglala (1985). Novel yang sangat layak dan barangkali wajib dibaca bagi mereka yang ingin belajar sejarah Indonesia. Cerita dalam trilogi ini berlatar tempat dan waktu tahun 60-an dimana saat itu masih banyak pergolakan di bidang politik dan sosial. Dua tokoh utama dalam trilogi ini adalah Srintil dan Rasus. Semenjak kecil mereka berteman dan bermain bersama, lalu terpisahkan oleh berbagai masalah. Tapi pada akhirnya mereka bertemu kembali.

Ronggeng Dukuh Paruk. Bercerita tentang kondisi sebuah daerah yang bernama Dukuh Paruk (jawa tengah bagian selatan). Wilayah pelosok yang masih memegang teguh kesenian ronggeng dengan iringan musik calung. Srintil adalah seorang ronggeng, alias penari wanita. Kesenian itu tak lepas dari kepercayaan masyarakat Paruk terhadap Ki Secamenggolo. Srintil yang akhirnya benar-benar menjadi ronggeng kemudian hidupnya berubah menjadi cukup glamour dan melupakan Rasus.

Lintang Kemukus di Dini Hari. Rasus akhirnya pergi menjadi serdadu. Dan Srintil tetap jaya menjadi seorang ronggeng, tentu dengan kehidupan yang juga melayani para pria kaya. Bisa dilayani dan ronggeng mau melayani seorang pria, baik di pentas maupun di ranjang adalah sebuah hal istimewa. Jadi pada waktu itu memang bukan hal yang hina. Justru seolah berlomba. Istri-istri dari para pria yang berebut bisa dilayani ronggeng itupun rela-rela saja. Tapi keadaan berubah seiring konfik mulai kentara pada tahun 1964. Kerusuhan itu memporak-porandakan semuanya hingga para seniman ronggeng dipenjara.
Jentera Bianglala. Adalah menceritakan akhir kisah ronggeng. Yang mengalami titik kebingungan. Ingin menjadi wanita biasa yang berkeluarga, tetapi sulit. Banyak luka dan derita, apalagi setelah lepas dari penjara. Tapi pada akhirnya, Rasus pulang kembali dari luar jawa. Menemui si ronggeng itu, Srintil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar