Senin, 16 Februari 2015

Ekranisasi sebagai Wujud Interpretasi Penulis Skenario dan Sutradara berdasarkan Film yang Diadaptasi dari Novel My Sister's Keeper Karya Jodi Picoult



Ecran

(Prancis) berarti kertas dinding/ layar. Pamusuk Eneste dalam bukunya Novel dan Film yang terbit pada 1991 mengemukakan bahwa ekranisasi merupakan pemindahan atau pengangkatan sebuah karya sastra terutama novel ke dalam film. Pengangkatan novel ke dalam film telah banyak dilakukan di Indonesia antara lain film Roman Picisan yang dirilis pada 1980 dan disutradarai oleh Adisoerya Abdhi, diangkat dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Eddy D. Iskandar. Laskar Pelangi dirilis pada 2008 dan disutradarai oleh Riri Riza, diangkat dari novel berjudul sama yang ditulis Andrea Hirata, Sang Penari dirilis pada November 2011 dan disutradarai Ifa Isfansyah diangkat dari novel Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis oleh Ahmad Tohari dan lain sebagainya.

Ekranisasi berarti pemindahan dari karya sastra berbentuk teks. Bagian- bagian yang diungkapkan secara tekstual di dalam novel kemudian dipindahkan/ diungkapkan kembali secara visual. Pemindahan tersebut akan menyebabkan munculnya perubahan dan perbedaan dari berbagai segi.

My Sister's Keeper merupakan film berdurasi 109 menit yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Jodi Picoult yang terbit pada 2004. Film ini dirilis di Amerika Serikat pada 26 Juni 2009. Skenario ditulis oleh Jeremy Leven dan disutradarai oleh Nick Cassavetes. Terdapat banyak perubahan dan perbedaan dari berbagai segi sebagai hasil dari proses pemindahan karya sastra dari novel ke film. Perbedaan yang paling banyak ditemui dalam film yang diadaptasi dari novel tersebut antara lain dari segi penokohan dan alur cerita berupa penambahan atau pengurangan bagian- bagian tertentu dari novel.

Contoh diambil dari tokoh pengacara Campbell yang diceritakan menderita penyakit ayan. Di dalam novel, penyakit ayan Campbell kambuh di ruang sidang ketika ia mengetahui bahwa Kate-lah yang merencanakan penggugatan Anna terhadap orangtuanya sedangkan di film diceritakan bahwa penyakit ayan Campbell kambuh di koridor setelah ia meninggalkan ruang sidang. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor etika yang dijunjung masyarakat Amerika dalam situasi formal. Perbedaan lain juga dapat diamati dari sudut pandang antara novel dengan film. Di novel, ketersinambungan cerita disorot dari berbagai sudut pandang yang ditandai dengan dicantumkannya nama tokoh serta tahun di awal tiap-tiap bagian sedangkan di film, cerita seolah-olah disorot dari satu sudut pandang yaitu sudut pandang Anna. Perbedaan lain yang menonjol yakni akhir cerita antara novel dengan film. Di novel, cerita diakhiri dengan keberhasilan Kate bertahan hidup setelah menerima ginjal yang didonorkan Anna yang diceritakan meninggal dalam kecelakaan tragis sepulangnya ia dari persidangan sedangkan di film, cerita diakhiri dengan kehidupan keluarga Fitzgerald selepas kematian Kate.

Jodi Picoult dalam novelnya menggambarkan situasi secara realis dan cermat seperti halnya ia menggambarkan keadaan tubuh Kate dari sudut pandang Sara, ibunya. Jodi menuliskan legam- legam di tubuh Kate dengan jelas. Penggambaran situasi secara realis dan cermat yang tertuang dalam 523 halaman tersebut sangatlah wajar berpengaruh pada durasi ketika dipindahkan ke dalam film. Hal ini tentu menuntut pengurangan beberapa bagian dari novel. Contohnya penyederhanaan dalam pengambilan sudut pandang film dari novel yang hanya ceritanya hanya disorot dari sudut pandang Anna. Selain terbatasi oleh durasi, perubahan- perubahan yang muncul juga disebabkan oleh interpretasi pembaca dalam hal ini khususnya penulis naskah atau sutradara yang dilatar belakangi oleh pengetahuan serta pandangan mereka terhadap kehidupan sosial- budaya masyarakat atau justru pemikiran masyarakat- lah yang menjadi patokan mereka untuk melakukan perubahan terhadap karya sastra ( novel ). Contohnya seperti yang telah dikemukakan tentang kambuhnya penyakit ayan Campbell yang diceritakan berbeda dalam novel dan film satu sama lain. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor etika yang dijunjung masyarakat Amerika dalam situasi formal. Contoh lain muncul dari tanggapan pembaca khususnya penulis naskah dan sutradara tentang perubahan dan perbedaan akhir cerita antara novel dengan film. Bagi publik, terdapat ketidakmungkinan Kate untuk bertahan hidup, gadis dengan penyakit kronis yang menurut tim medis tingkat harapan hidupnya sangat rendah. Perubahan akhir cerita ini dimaksudkan agar publik dapat memahami makna yang ingin disampaikan karena akan lebih mudah memaknai suatu karya sastra dengan menelaah keterkaitannya dengan aspek- aspek kehidupan lain yang melatar belakangi terciptanya karya sastra tersebut antara lain pola pikir serta pola sosial kemasyarakatan.

Ekranisasi merupakan wujud interpretasi pembaca dalam hal ini penulis skenario dan sutradara yang dilatar belakangi oleh pengetahuan serta pandangan mereka terhadap pola sosial- budaya masyarakat atau justru pola pikir masyarakat- lah yang menjadi patokan mereka sehingga melakukan perubahan terhadap karya sastra ( novel ).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar